Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyatakan kondisi harimau sumatra (panthera tigris sumatrae) yang ditemukan terjerat di Kabupaten Gayo Lues mulai membaik.
"Kondisi harimau mulai membaik. Tim dokter terus memantau hingga harimau tersebut dinyatakan sehat dan bisa dilepasliarkan ke habitatnya," kata Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto di Banda Aceh, Senin.
Sebelumnya, BKSDA Aceh bersama mitra mengevaluasi harimau terjerat di kawasan hutan Desa Malelang, Kecamatan Terangun, Kabupaten Gayo Lues, Minggu (18/10).
Lokasi harimau terjerat berada di areal penggunaan lain (APL) dan berdekatan dengan perkebunan masyarakat. Harimau tersebut dalam kondisi lemah saat dievakuasi.
Agus Arianto mengatakan harimau tersebut berjenis kelamin betina dengan umur antara dua hingga tiga tahun. Sedangkan bobot harimau mencapai 45 kilogram.
"Saat ditemukan, ada beberapa memar di tubuh harimau. Namun, tidak ada luka dialami satwa tersebut. Jeratnya dalam bentuk kumparan," kata Agus Arianto menyebutkan.
Menyangkut kapan pelepasliaran harimau tersebut, Agus Arianto mengatakan tergantung keputusan tim dokter di lapangan serta hasil penelusuran tim yang menyisir jerat atau perangkap di kawasan hutan.
Selain tim dokter, kata Agus Arianto, ada tim yang menyusur kawasan hutan yang akan menjadi lokasi pelepasliaran harimau tersebut. Tim menyusuri apakah ada jerat atau perangkap lainnya di hutan yang menjadi lokasi lepas liar.
"Ini untuk mengantisipasi agar harimau tersebut tidak terkena jerat setelah dilepasliarkan. Tim tersebut masih menyusuri kawasan hutan tempat harimau dilepasliarkan. Lokasi tetap di Gayo Lues," kata Agus Arianto.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
"Kondisi harimau mulai membaik. Tim dokter terus memantau hingga harimau tersebut dinyatakan sehat dan bisa dilepasliarkan ke habitatnya," kata Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto di Banda Aceh, Senin.
Sebelumnya, BKSDA Aceh bersama mitra mengevaluasi harimau terjerat di kawasan hutan Desa Malelang, Kecamatan Terangun, Kabupaten Gayo Lues, Minggu (18/10).
Lokasi harimau terjerat berada di areal penggunaan lain (APL) dan berdekatan dengan perkebunan masyarakat. Harimau tersebut dalam kondisi lemah saat dievakuasi.
Agus Arianto mengatakan harimau tersebut berjenis kelamin betina dengan umur antara dua hingga tiga tahun. Sedangkan bobot harimau mencapai 45 kilogram.
"Saat ditemukan, ada beberapa memar di tubuh harimau. Namun, tidak ada luka dialami satwa tersebut. Jeratnya dalam bentuk kumparan," kata Agus Arianto menyebutkan.
Menyangkut kapan pelepasliaran harimau tersebut, Agus Arianto mengatakan tergantung keputusan tim dokter di lapangan serta hasil penelusuran tim yang menyisir jerat atau perangkap di kawasan hutan.
Selain tim dokter, kata Agus Arianto, ada tim yang menyusur kawasan hutan yang akan menjadi lokasi pelepasliaran harimau tersebut. Tim menyusuri apakah ada jerat atau perangkap lainnya di hutan yang menjadi lokasi lepas liar.
"Ini untuk mengantisipasi agar harimau tersebut tidak terkena jerat setelah dilepasliarkan. Tim tersebut masih menyusuri kawasan hutan tempat harimau dilepasliarkan. Lokasi tetap di Gayo Lues," kata Agus Arianto.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020