Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada pada awal pekan ditutup positif seiring penguatan mayoritas mata uang kawasan Asia.

Rupiah ditutup menguat 145 poin atau 1,02 persen ke posisi Rp14.065 per dolar AS dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.210 per dolar AS.

"Dari eksternal, penguatan rupiah dipengaruhi oleh pasar yang menyambut pemilihan Joe Biden sebagai presiden AS," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin.

Pelaku pasar berekspektasi bahwa Gedung Putih yang lebih tenang dapat meningkatkan perdagangan dunia dan kebijakan moneter akan tetap mudah.

Biden dan timnya dilaporkan sedang mengerjakan paket bantuan COVID-19 untuk membantu mengatasi pandemi yang masih merebak di Amerika Serikat.

AS menjadi negara pertama yang mencatat lebih dari 10 juta kasus, dengan rata-rata mingguan saat ini lebih dari 100.000 kasus baru per hari.

Lebih dari 237.000 orang telah meninggal karena penyakit tersebut di AS, dengan satu dari 11 kematian global terjadi di negara tersebut. Jumlah kasus global sendiri telah melebihi 50 juta pada 9 November, menurut data Universitas Johns Hopkins.

Dari domestik, sentimen masih datang dari data kuartal III 2020 yang terkontraksi 3,45 persen, yang menandakan bahwa ekonomi terus mengalami pertumbuhan walaupun tidak terlalu signifikan.

"Namun yang terpenting bagi pemerintah adalah mempertahankan ekonomi agar ekonomi di kuartal IV tidak terpuruk, apalagi pandemi COVID-19 masih terus meningkat," ujar Ibrahim.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.173 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.058 per dolar AS hingga Rp14.175 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.172 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya di posisi Rp14.321 per dolar AS.


 

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020