Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh mulai menghalau gajah liar yang sudah merusak tanaman kopi dan sawit warga desa Teupin Asan dan Desa Babah Dua, Kecamatan Darul Hikmah, Kabupaten Aceh Jaya.
Leader Cru Sampoinet, Aceh Jaya, Samsul Rizal saat dikonfirmasi menyampaikan kalau pihaknya mulai melakukan penangganan terhadap belasan gajah liar yang sudah menganggu tanaman warga
“Kita telat menerima informasi jika gajah itu sudah keluar dari habitatnya, dan kita baru mengetahui setelah beberapa hari gajah itu berada di perkebunan warga, dan merusak kebun warga,” kata Samsul Rizal, rabu.
Ia menambahkan kalau upaya penggiringan terhadap gajah tersebut dengan cara menggunakan marcon, sehingga gajah-gajah itu segera kembali ke habitatnya semula.
“Untuk sementara kita melakukan upaya dengan memberikan marcon ke petani yang bertahan di kebunnya, apabila gajah mau masuk ke perkebunan petani bisa meletuskan marcon, sehingga gajah-gajah itu tidak masuk ke kebun petani, dan ini memang cara manual atau cara standar yang sering kita gunakan untuk mengusir gajah supaya bisa kembali kehabitatnya,” kata Samsul.
Ia juga mengaku mengalami kesulitan dalam menghalau gajah tersebut dikarenakan di wilayah Aceh Jaya sedang mengalami hujan deras sehingga cuaca juga kurang mendukung.
“Kita melihat dari kelompok gajah ini ada bayi gajah yang barus lahir, dan ini juga satu faktor sehingga mereka turun dari habitatnya apabila kondisi alam cuaca tidak menndukung, sehingga mereka keluar dari habitatnya,” kata Samsul.
Samsul menjelasakan kalau jarak permukiman warga dengan perkebunan lebih kurang sekitar 4 kilometer, meskipun terbilang jauh, tidak tertutup kemungkinan jika gajah-gajah ini akan masuk ke sawah dan permukiman warga.
“Prediksi kita bisa saja gajah ini berputar arah sehingga masuk ke perkebunan dan pemukiman warga. Intinya yang perlu kami sampaikan, jika mendapatkan informasi gajah masuk ke perkebunan warga dan lainnya, maka segera mungkin kita akan melakukan upaya dalam hal pencegahan,”kata Samsul Rizal.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
Leader Cru Sampoinet, Aceh Jaya, Samsul Rizal saat dikonfirmasi menyampaikan kalau pihaknya mulai melakukan penangganan terhadap belasan gajah liar yang sudah menganggu tanaman warga
“Kita telat menerima informasi jika gajah itu sudah keluar dari habitatnya, dan kita baru mengetahui setelah beberapa hari gajah itu berada di perkebunan warga, dan merusak kebun warga,” kata Samsul Rizal, rabu.
Ia menambahkan kalau upaya penggiringan terhadap gajah tersebut dengan cara menggunakan marcon, sehingga gajah-gajah itu segera kembali ke habitatnya semula.
“Untuk sementara kita melakukan upaya dengan memberikan marcon ke petani yang bertahan di kebunnya, apabila gajah mau masuk ke perkebunan petani bisa meletuskan marcon, sehingga gajah-gajah itu tidak masuk ke kebun petani, dan ini memang cara manual atau cara standar yang sering kita gunakan untuk mengusir gajah supaya bisa kembali kehabitatnya,” kata Samsul.
Ia juga mengaku mengalami kesulitan dalam menghalau gajah tersebut dikarenakan di wilayah Aceh Jaya sedang mengalami hujan deras sehingga cuaca juga kurang mendukung.
“Kita melihat dari kelompok gajah ini ada bayi gajah yang barus lahir, dan ini juga satu faktor sehingga mereka turun dari habitatnya apabila kondisi alam cuaca tidak menndukung, sehingga mereka keluar dari habitatnya,” kata Samsul.
Samsul menjelasakan kalau jarak permukiman warga dengan perkebunan lebih kurang sekitar 4 kilometer, meskipun terbilang jauh, tidak tertutup kemungkinan jika gajah-gajah ini akan masuk ke sawah dan permukiman warga.
“Prediksi kita bisa saja gajah ini berputar arah sehingga masuk ke perkebunan dan pemukiman warga. Intinya yang perlu kami sampaikan, jika mendapatkan informasi gajah masuk ke perkebunan warga dan lainnya, maka segera mungkin kita akan melakukan upaya dalam hal pencegahan,”kata Samsul Rizal.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020