Akademisi dari Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Dr Abd Jamal menyatakan Pemerintah Aceh harus benar-benar memberikan perhatian terhadap program digitalisasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), jika tidak maka Aceh akan terus tertinggal dengan konsep jual beli konvensional.

“Kalau Aceh mau maju, Pemerintah Aceh harus benar-benar memperhatikan persoalan ini. Pengembangan teknologi digital dalam ekonomi, khususnya UMKM wajib dilakukan,” kata Abd Jamal di Banda Aceh, Sabtu.

Dia menjelaskan sumber daya manusia (SDM) di Aceh tidak dibiarkan menganggur. Sudah saatnya Pemerintah Aceh menggandeng generasi milenial untuk membantu pengembangan UMKM di Tanah Rencong.

Ia menilai generasi milenial Aceh sangat kreatif. Hanya saja bagaimana cara pemerintah memberi kesempatan bagi mereka untuk mengembangakn kreativitas terutama untuk sektor-sektor ekonomi.

“Jangan kita katakan mereka tidak punya kontribusi. Saya teringat, beberapa waktu lalu ada anak-anak muda kita yang mengembangkan transportasi dengan pesanan secara digital. Namun karena tidak ada pembinaan, akhirnya mati dan masuk beberapa transportasi online lain. Kadangkala kita lupa, ide-ide yang kecil itu sangat bermanfaat,” katanya.

Apalagi di tengah pandemi COVID-19 membuat hubungan antara konsumen dan produsen terbatas, bahkan terputus. Maka, lanjut dia, digitalisasi merupakan solusi yang baik, tidak hanya selama pandemi, tetapi juga dalam jangka waktu panjang untuk keharusan promosi secara lebih luas.

Ia menambahkan UMKM merupakan primadona dalam pengembangan ekonomi masyarakat Indonesia, khususnya Aceh. Kontribusi UMKM dalam perekonomian sangat besar, sekitar 60 persen, dan hal itu patut diapresiasi.

Menurut dia, dalam beberapa hal UMKM Aceh memang belum siap untuk digitalisasi. 
Tetapi perlu dipahami anak-anak muda Aceh sudah mampu menunjukkan eksistensi mereka mengembangkan UMKM, dengan berbagai bentuk kreativitas mendigitalisasi UMKM.

“Anak-anak muda mulai memperkenalkan hasil-hasil produksi Aceh melalui teknologi digital, walaupun belum cukup optimal. Sangat kita sayangkan juga bila masih banyak hasil produksi UMKM yang belum dikenal oleh luar disebabkan keterbatasan sumberdaya kita melalui tekonologi digital,” katanya.

Lanjut dia, lebih dari 60 persen dari total penduduk Aceh yang mencapai sekitar 5 juta jiwa itu memiliki teknologi digital di tangannya, sehingga sangat mudah unyuk mengakses informasi dari berbagai penjuru dunia. 

“Tapi sayang belum mampu menyalurkan informasi hasil produk mereka ke dunia luar. Di sinilah harus kita seimbangkan, bukan hanya kita mempu mengakses informasi dari luar, tapi kita juga harus mampu melakukan penetrasi ke dunia luar, sehingga kita mampu mendapatkan nilai lebih,” katanya.

Pewarta: Khalis Surry

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020