Kucuran dana dari Pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan Dan Perikanan Dibawah Direktorat Jenderal Pengelolan Ruang Laut kepada Ekowisata Manggrove Aceh Jaya mampu mendongkrak ekonomi rakyat di tengah keterpurukan ekonomi di masa pandemi.
Kucuran dana Milyaran rupiah untuk dua program pengembangan ekowisata mangrove Aceh Jaya telah mampu membuka ruang kerja baru kepada masyarakat setempat.
Abdul Hadi selaku Ketua lembaga ekowisata manggrove Desa gampong baro sayeung menyampaikan di lembaganya ada dua program yang diberikan oleh pihak KKP dibawah Dirjen Pengelolaan Ruang Laut yaitu Tracking dan Nursery Manggrove.
“Otomatis ini sangat membantu masayarakat kita di Aceh Jaya, saat ini kita melibatkan dua Desa dalam pengembangan program tersebut yaitu desa Gampong Baro sayeung dan Desa Lhok timon,” kata Abdul Hadi, Jum,at
Ia menjelaskan kalau dua program tersebut melibatkan sebanyak 200 warga masyarakat, baik itu untuk membuat traking maupun Nursery Manggrove (rumah bibit mangrove).
“Sejak tanggal 10 November 2020 lalu kita sudah mempekerjakan sebanyak 200 warga masyarakat, ini salah satu bukti jika bantuan tersebut sangat mampu membuka ruang kerja bagi masyarakat sesuai nama Program Penguatan Ekonomi Nasional Pasca COVID-19,” kata Abdul Hadi.
Ia menyampaikan kalau bantuan yang di kucurkan kepada Ekowisata mangrove tahun 2020 ini capai Milyaran Rupiah yaitu untuk Rumah Bibit Rp 1.02 Milyar dan untuk tracking Rp.1,1 Milyar.
“Untuk bibit sendiri kita memerlukan sebanyak 500 000 batang dan itu di cari langsung di ekowisata mangrove oleh masyarakat, sehingga masyarakat perhari itu bahkan mampu meraup untuk sekitar Rp500.000 dan paling kurang Rp250.000 per hari,” kata Abdul Hadi.
Abdul Hadi berharap kedepan Program Dari KKP bisa dilanjutkan kembali di Aceh Jaya dengan berbagai Program lainnnya selain Program Penanaman Manggrove sehingga dengan adanya program padat karya seperti ini masayarakat dapat terbantu.
“Ekowisata mangrove Aceh Jaya menjadi pusat pembibitan pertama di Provinsi Aceh dengan target penanaman seluruh Aceh, 2 program tersebut diberikan setelah sukses penanaman mangrove sebanyak 82.500 batang dengan luas 25 hektar bulan 10 lalu,” kata Abdul Hadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
Kucuran dana Milyaran rupiah untuk dua program pengembangan ekowisata mangrove Aceh Jaya telah mampu membuka ruang kerja baru kepada masyarakat setempat.
Abdul Hadi selaku Ketua lembaga ekowisata manggrove Desa gampong baro sayeung menyampaikan di lembaganya ada dua program yang diberikan oleh pihak KKP dibawah Dirjen Pengelolaan Ruang Laut yaitu Tracking dan Nursery Manggrove.
“Otomatis ini sangat membantu masayarakat kita di Aceh Jaya, saat ini kita melibatkan dua Desa dalam pengembangan program tersebut yaitu desa Gampong Baro sayeung dan Desa Lhok timon,” kata Abdul Hadi, Jum,at
Ia menjelaskan kalau dua program tersebut melibatkan sebanyak 200 warga masyarakat, baik itu untuk membuat traking maupun Nursery Manggrove (rumah bibit mangrove).
“Sejak tanggal 10 November 2020 lalu kita sudah mempekerjakan sebanyak 200 warga masyarakat, ini salah satu bukti jika bantuan tersebut sangat mampu membuka ruang kerja bagi masyarakat sesuai nama Program Penguatan Ekonomi Nasional Pasca COVID-19,” kata Abdul Hadi.
Ia menyampaikan kalau bantuan yang di kucurkan kepada Ekowisata mangrove tahun 2020 ini capai Milyaran Rupiah yaitu untuk Rumah Bibit Rp 1.02 Milyar dan untuk tracking Rp.1,1 Milyar.
“Untuk bibit sendiri kita memerlukan sebanyak 500 000 batang dan itu di cari langsung di ekowisata mangrove oleh masyarakat, sehingga masyarakat perhari itu bahkan mampu meraup untuk sekitar Rp500.000 dan paling kurang Rp250.000 per hari,” kata Abdul Hadi.
Abdul Hadi berharap kedepan Program Dari KKP bisa dilanjutkan kembali di Aceh Jaya dengan berbagai Program lainnnya selain Program Penanaman Manggrove sehingga dengan adanya program padat karya seperti ini masayarakat dapat terbantu.
“Ekowisata mangrove Aceh Jaya menjadi pusat pembibitan pertama di Provinsi Aceh dengan target penanaman seluruh Aceh, 2 program tersebut diberikan setelah sukses penanaman mangrove sebanyak 82.500 batang dengan luas 25 hektar bulan 10 lalu,” kata Abdul Hadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020