Banda Aceh (ANTARA) - Ratusan korban gempa dan tsunami di Gampong Lambung, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, larut dalam doa mengenang bencana alam dahsyat 20 tahun lalu atau 26 Desember 2004.
Doa bersama para korban bencana 20 tahun silam dipusatkan di Gedung Penyelamatan atau dikenal dengan sebutan Escape Building Gampong Lambung, Kecamatan Meuraxa. Kota Banda Aceh, Kamis.
Selain doa bersama, kegiatan tersebut dirangkai dengan pemutaran video bencana dua dekade silam serta proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana di daerah itu.
Baca juga: Warga diminta datang ke Masjid Raya untuk doa bersama 20 tahun tsunami Aceh
Keuchik (kepala desa) Gampong Lambung Yasir mengatakan kegiatan tersebut merupakan refleksi dari perjalanan para korban yang selamat dari gempa dan tsunami 20 tahun silam serta mendoakan para syuhada yang meninggal dunia ketika bencana tersebut melanda.
"Doa bersama korban gempa dan tsunami 26 Desember 2004 ini merupakan agenda tahunan. Dan pada tahun ini merupakan yang ke-20 tahun. Kami berharap bencana 20 tahun lalu tersebut menjadi pengalaman dan pembelajaran bersama," katanya.
Yasir menyebutkan warga Gampong Lambung yang menjadi korban gempa dan tsunami 26 Desember 2004 mencapai 2.000-an orang. Sedangkan yang selama kurang dari 100-an orang.
"Yang selamat setelah diseret air laut saat tsunami 20-an orang. Sedangkan lainnya, selamat karena berada di luar gampong atau area yang tidak diterjang tsunami," kata Yasir.
Gampong Lambung berada sekitar dua kilometer dari bibir Pantai Ulee Ulee. Ketika bencana akhir 2004 itu, hanya satu rumah yang separuh bagian bangunan utuh. Sedangkan lainnya rata dengan tanah.
Pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana, Gampong Lambung dibangun dengan konsep ramah bencana dengan akses jalan yang lebat serta memiliki gedung penyelamatan.
Baca juga: Pameran foto 20 tahun tsunami dibuka, angkat peristiwa dan perjuangan