Tim survei dari program studi teknik geologi Universitas Syiah Kuala (USK) menyimpulkan pergeseran tanah di Desa Lamkleng Kecamatan Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar diduga kuat akibat curah hujan yang tinggi. 

"Kesimpulan awal hasil data vitasi, gerakan tanah di lokasi kemungkinan besar diakibatkan curah hujan yang relatif tinggi beberapa hari terakhir," kata Ketua Prodi Teknik Geologi USK Dr Bambang setiawan, di Banda Aceh, Jumat. 

Bambang mengatakan, pergeseran tanah tersebut berupa longsoran secara rotasional. Hal itu karena tidak adanya kejadian gempa yang mendahuluinya atau tidak dijumpainya aktifitas perubahan bentang alam yang sangat signifikan di lokasi kejadian. 

"Hasil monitoring Tim USK juga menunjukkan bahwa tanah di lokasi kejadian masih sangat labil," ujarnya. 

Bambang menyampaikan, berdasarkan hasil survei lapangan yang telah dilakukan, dan sesuai dengan peta geologi regional lembar Banda Aceh kawasan tersebut terbentuk dari endapan undak tua yang terdiri dari endapan lempung, lanau, pasir dan 
kerikil yang termasuk dalam formasi Indrapuri. 

Dari pengamatan lapangan, endapan tanah yang bergerak kepermukaan itu berupa lempung sampai dengan lempung berpasir dan kerikil. Namun demikian, beberapa sampel tanah sudah diambil dan dianalisis di laboratorium untuk mendapatkan nilai sifat fisik tanah. 

Kata Bambang, lokasi fenomena gerakan tanah itu berada di lereng sungai yang curam sehingga gerakan tanah sangat dimungkinkan terjadi.

"Berdasarkan hasil vitasi dan analisis awal, tim menyimpulkan gerakan tanah yang terjadi di Desa Lamkleng itu merupakan jenis gerakan tanah rotasional," katanya. 

Bambang juga menyebutkan, dari pemetaan lokasi crown dan main scarp bagian atas, ketinggian main scarp yang telah didapatkan sebesar 72 centi meter (cm) sehari sebelumnya, Kamis (24/1). 

"Hari ini terjadi lagi penuruan sebesar 32 cm, sehingga telah terjadi penurunan tanah mencapai 104 cm pada titik sama yang diukur," ujar Bambang. 

Bambang menuturkan bahwa pihaknya akan terus memantau dan mengikuti perkembangan pergeseran tanah tersebut hingga beberapa hari ke depan. 

'Kegiatan monitoring ini akan terus dilanjutkan dalam beberapa hari ke depan," demikian kata Bambang. 

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021