Emergensi Relawan Patwal Atjeh (ERPA) merupakan komunitas pengendara roda dua. Komunitas ini fokus mengawal ambulans ketika melaju di jalanan membantu mengurai kemacetan.

ERPA hadir sejak 17 Februari 2019. Anggota komunitas ini memiliki prinsip kerja tanpa pamrih. 

Demi menjalankan misi kemanusiaan, mereka rela mengorbankan waktu dan merogoh kocek pribadi. Tujuannya hanya satu, membantu mengawal ambulans membawa pasien ke rumah sakit di jalan raya.

Tidak hanya ambulans, mereka juga membantu membuka jalan bagi mobil pemadam kebakaran. Bahkan ikut memadamkan api di lokasi kebakaran. Aksi tersebut mereka dilakukan tanpa mengharapkan imbalan.

"Komunitas ERPA memedomani sikap berbuat tanpa berharap. Dalam beraksi, segala biaya operasional ditanggung sendiri, baik itu bahan bakar maupun modifikasi motor sesuai SOP," kata Koordinator ERPA Wilayah Pase Arkan Mujahid di Lhokseumawe, Jumat.

Arkan Mujahid yang mengkoordinir ERPA Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara mengatakan setiap anggota komunitas tersebut harus memiliki jiwa keikhlasan dalam membantu warga yang sedang kesulitan. 

"Mengawal dan membuka jalan untuk memberi ruang bagi ambulans maupun mobil pemadam kebakaran berawal dari keprihatinan. Ambulans dan mobil pemadam kebakaran adalah kendaraan prioritas," katanya.

Kendati prioritas, kata Arkan, masih banyak masyarakat pengguna jalan raya kurang menyadari. Padahal waktu sedetik bermanfaat bagi mereka yang terbaring sakit di ambulans maupun rumah ataupun bangunan terbakar 

Atas keprihatinan tersebut, lahirlah komunitas ERPA. Kendati risiko yang dihadapi para relawan sangat tinggi. Risiko menjadi tanggung jawab sendiri, kata Arkan.

Untuk memudahkan misi kemanusiaan, relawan ERPA membuat grup WhatsApp. Dalam grup tersebut tidak hanya relawan pengawal, tetapi juga pengemudi ambulans dan mobil pemadam kebakaran.
 
Selain itu, komunitas kemanusiaan ini juga memiliki pos. Setiap anggota relawan yang sedang tidak ada kegiatan, selalu siaga di pos tersebut. Ketika dibutuhkan, mereka langsung bergerak. 

Anggota komunitas ERPA Wilayah Pase mencapai 26 orang. Mereka berasal dari berbagai latar belakang dan usia. Ada yang sudah bekerja, ada juga anak kuliah. 

Sebelum terjun ke lapangan, setiap anggota komunitas ERPA dibekali pelatihan khusus. Tujuannya agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan saat berkendara. Apalagi sepeda motor dipacu dalam kecepatan tinggi.

Pelatihan khusus juga melibatkan kepolisian agar relawan aman berkendara di jalan raya. Serta memahami tata cara memberikan aba-aba kepada pengguna jalan lain agar memberi ruang jalan untuk ambulans dan mobil pemadam kebakaran.

"Selain membantu ambulans dan mobil pemadam kebakaran, kami juga membantu tugas kepolisian. Sebab, polisi tidak selamanya melakukan pengawalan, mereka mempunyai banyak tugas lainnya," katanya.

Komunitas ERPA sudah tersebar di beberapa wilayah di Aceh. Selain wilayah Pase, komunitas relawan kemanusiaan itu juga hadir di Banda Aceh, Bireuen, Aceh Timur, Pidie, Aceh Barat, Aceh Selatan, bahkan Aceh Singkil yang jauh dari ibu kota provinsi.

"Jika pengawalan jarak jauh, maka akan dilakukan secara estafet, sehingga anggota dapat kembali bertugas di daerah masing-masing," pungkas Arkan Mujahid.

Pewarta: Dedy Syahputra

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021