Kalangan petani di Kabupaten Aceh Utara mengeluhkan kelangkaan pupuk subsidi, sehingga mereka terpaksa membeli pupuk nonsubsidi dengan harga dua kali lipat

Ayub Ismail, petani di Desa Krueng Manyang, Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara, di Aceh Utara, Rabu, mengatakan kelangkaan pupuk bersubsidi sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir.

"Hampir semua kios sudah kami datangi. Namun, tetap saja persediaan pupuk bersubsidi tidak ada, sehingga kami harus membeli pupuk nonsubsidi yang harganya lebih," kata Ayub Ismail.

Menurut Ayub Ismail, harga pupuk nonsubsidi di tingkat pedagang pengecer Rp7.000-an per kilogram. Sedangkan harga pupuk bersubsidi hanya Rp3.000-an per kilogram.

"Harga pupuk nonsubsidi tersebut sangat mahal bagi kami petani kecil. Biasanya pupuk bersubsidi tersebut ada pada saat musim tanam padi. Namun, kini saat musim tanam, pupuk subsidi sulit didapat di pasaran," kata Ayub Ismail.

Ayub Ismail mengatakan kalau pun ada pupuk subsidi, kuotanya dibatasi. Untuk satu hektare sawah membutuhkan pupuk sebanyak 200 kilogram. Namun, kuota bersubsidi yang tersedia untuk petani hanya 75 kilogram.

"Selebihnya petani harus membeli pupuk non subsidi, meski pun harganya relatif mahal. Kami berharap pemerintah menambah kuota pupuk bersubsidi, agar petani tidak terlalu terbebani," kata Ayub Ismail.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Aceh Utara Erfandi mengatakan kuota pupuk bersubsidi untuk Kabupaten Aceh Utara hanya mampu terpenuhi 30 sampai 40 persen.

"Kelangkaan tersebut terjadi karena kuota pupuk bersubsidi hanya tersedia maksimal 40 persen saja, mengingat Kabupaten Aceh Utara memiliki area persawahan terluas di Aceh, yakni mencapai 39 ribu hektare," kata Erfandi.

Erfandi mengatakan kuota pupuk subsidi untuk Kabupaten Aceh Utara pada 2020 tersebut pupuk urea mencapai 10 ribu ton dan NPK 6.000 ton. Sedangkan pada 2021 terjadi penambahan yakni pupuk urea 12 ribu ton dan NPK 7.000 ton.

"Meski pun terjadi penambahan, namun tetap saja tidak mampu mencukupi kebutuhan petani di Aceh Utara karena mengingat luasnya area persawahan di kabupaten ini," kata Erfandi.

Oleh sebab itu, kata Erfandi, kekurangan pupuk bersubsidi tersebut terpaksa dipenuhi oleh petani itu sendiri. Namun, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara terus berupaya mendapatkan penambahan pupuk bersubsidi agar petani dapat tidak terlalu terbebani.

"Kami sudah ajukan penambahan kuota pupuk bersubsidi kepada pemerintah provinsi. Kepada para petani, kami juga  menyarankan menggunakan pupuk organik yang bernilai ekonomis," kata Erfandi.

Pewarta: Dedy Syahputra

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021