Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh, Muhammad Zubir meminta kepada Bupati HM Jamin Idham agar mengevaluasi kinerja manajemen RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya, yang kini memiliki tunggakan utang mencapai Rp18 miliar.

“Kami berharap Pak Bupati Nagan Raya agar segera turun tangan untuk mengevaluasi dan mengubah manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Iskandar Muda, agar ke depan manajemen rumah sakit semakin lebih baik,” kata Muhammad Zubir dalam keterangan tertulis diterima Jumat.

Menurutnya, utang sebesar Rp18 miliar tersebut dinilai telah merugikan daerah karena kondisi tersebut berdampak terhadap citra pemerintah daerah, terhadap pengelolaan aset daerah khususnya di sektor layanan kesehatan.

"Utang sebesar Rp18 miliar ini jangan berdalih karena COVID-19, karena sangat banyak uang daerah yang diplotkan untuk penanganan COVID-19 di Nagan Raya,” kata Zubir menegaskan.

Ia juga menegaskan jika penyebab tunggakan utang di RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya disebabkan tidak adanya pasien yang berobat, hal ini menurut dia sangat bertolak belakang dengan kondisi masyarakat di Nagan Raya selama ini.

Berdasarkan pemantauan yang dia lakukan, setiap hari banyak masyarakat di Nagan Raya berobat ke sejumlah tempat praktik dokter dan klinik yang ada di daerah tersebut, dan malah terkesan enggan berobat ke rumah sakit milik pemerintah daerah, kata Zubir.

Untuk itu, dirinya meminta agar Bupati Nagan Raya segera turun tangan guna membenahi persoalan keuangan yang terjadi di RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya.

"Kami minta kepada Bupati Nagan Raya untuk mengganti jabatan direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Iskandar Muda,” kata Zubir menegaskan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Iskandar Muda Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh, hingga awal Februari 2021 menunggak utang mencapai Rp18 miliar akibat pandemi COVID-19.

“Mengapa kami bisa menunggak utang sebesar Rp18 miliar, karena pendapatan di rumah sakit selama pandemi berkurang, ini terjadi akibat berkurangya pasien yang berobat ke rumah sakit,” kata Direktur RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya dokter Doni Asrin, Kamis.

Ia menjelaskan, tunggakan tersebut terjadi karena selama pandemi pada tahun 2020 lalu telah menyebabkan pendapatan di rumah sakit milik pemerintah daerah setempat mengalami penurunan mencapai Rp2 miliar per bulan.

Padahal sebelum pandemi, kata dia, pendapatan rata-rata di rumah sakit setempat sebelumnya mencapai Rp4,5 miliar hingga Rp5 miliar setiap bulannya.

Doni Asrin menjelaskan, meningkatnya utang manajemen rumah sakit setempat karena disebabkan banyaknya biaya belanja yang harus dikeluarkan pihak rumah sakit, untuk menjalankan operasional. Termasuk diantaranya untuk membeli obat-obatan, bahan habis pakai, serta aneka belanja lainnya.

Sementara jumlah pasien yang berobat di rumah sakit selama tahun 2020, justru mengalami penurunan tajam, kata dia.
 

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021