Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyebutkan hasil tangkapan nelayan di daerah ini tahun 2020 sekitar 18 ribu ton atau menurun dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 19 ribu ton.

“Hasil tangkapan nelayan di daerah ini mengalami penurunan karena salah satunya cuaca buruk, yakni gelombang tinggi dan angin kencang yang melanda perairan laut daerah ini,” kata Kabid Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko Nasyyardi di Mukomuko, Jumat.

Ia mengatakan gelombang tinggi dan angin kencang yang melanda perairan laut daerah ini membuat sebagian besar nelayan lebih banyak beristirahat di rumah daripada pergi menangkap ikan di laut.

Selain itu, menurutnya, produksi perikanan tangkap di daerah ini tahun 2020 turun karena ada pengaruh pandemi COVID-19 sehingga nelayan sering berada di rumah untuk mencegah penularan COVID-19.

Kemudian, katanya, karena faktor muara di beberapa wilayah penghasil ikan di daerah ini mengalami sendimentasi atau pendangkalan sehingga membuat kapal nelayan sering kandas dan tidak bisa melaut.

Ia menyebutkan seperti muara di wilayah Teramang Jaya dan Kecamatan Ipuh yang sering mengalami pendangkalan dan membuat kapal nelayan di wilayah ini sering kandas saat akan melaut.

Nasyyardi mengatakan sebanyak enam kecamatan di Mukomuko yang berada sepanjang pesisir pantai menghasilkan ikan laut, namun produksi perikanan tangkap setiap wilayah ini berbeda-beda, sesuai dengan jumlah kapal dan alat tangkap.

Selanjutnya, ia mengusulkan, penetapan target produksi perikanan tangkap tidak hanya di tingkat kabupaten saja, tetapi ada penetapan target produksi perikanan tangkap untuk setiap kecamatan.

Sementara itu, katanya, hasil tangkapan nelayan di daerah ini sekitar 18 ribu ton atau kurang dari target yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah yakni sebanyak 21 ribu ton.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Khalis Surry


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021