Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Aceh Jaya menyatakan pada tahun ini pihaknya akan memfungsikan pompanisasi air ke sawah petani, yang sudah lama terbengkalai di kawasan Desa Mon Matam, Kecamatan Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya.
“Kita upayakan tahun ini bisa berfungsi,” kata Kasi Lahan dan Irigasi Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Jaya, Riswandi di Aceh Jaya, Selasa.
Ia menjelaskan mesin pompanisasi di Desa Mon Mata belum difungsikan karena tersandung beberapa persoalan, mulai dari konflik lahan antar warga Desa Mon Mata dan Desa Padang Datar yang terjadi beberapa waktu lalu, hingga terkendala listrik untuk pengoperasian.
“Ada beberapa kendala baik itu konflik antar warga sampai dengan kondisi mesin pompanya juga sudah tersumbat serta belum adanya aliran listrik untuk menghidupkan mesin pompanisasi itu,” katanya.
Kemarin, kami juga sudah turun ke lokasi untuk melihat apa saja yang harus diperbaiki, dengan harapan tahun ini bisa difungsikan kembali,” kata Riswandi lagi.
Menurut dia, pompanisasi tersebut dibangun pada 2015 lalu dengan menggunakan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) tambahan tahun anggaran 2015 sebesar Rp510 juta lengkap dengan pipanya, diperuntukkan bagi kelompok pertanian di Desa Mon Mata.
Selanjutnya, tahap kedua kembali dibangun saluran dengan menggunakan sumber anggaran DAK tahun anggaran 2017 sebesar Rp317 juta sepanjang lebih kurang 400 meter.
“Jadi pembangunan itu ada dua tahap, dua-duanya menggunakan dana DAK, tahap pertama pompanisasi tahun 2015 dan tahap kedua saluran pada tahun 2017,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
“Kita upayakan tahun ini bisa berfungsi,” kata Kasi Lahan dan Irigasi Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Jaya, Riswandi di Aceh Jaya, Selasa.
Ia menjelaskan mesin pompanisasi di Desa Mon Mata belum difungsikan karena tersandung beberapa persoalan, mulai dari konflik lahan antar warga Desa Mon Mata dan Desa Padang Datar yang terjadi beberapa waktu lalu, hingga terkendala listrik untuk pengoperasian.
“Ada beberapa kendala baik itu konflik antar warga sampai dengan kondisi mesin pompanya juga sudah tersumbat serta belum adanya aliran listrik untuk menghidupkan mesin pompanisasi itu,” katanya.
Kemarin, kami juga sudah turun ke lokasi untuk melihat apa saja yang harus diperbaiki, dengan harapan tahun ini bisa difungsikan kembali,” kata Riswandi lagi.
Menurut dia, pompanisasi tersebut dibangun pada 2015 lalu dengan menggunakan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) tambahan tahun anggaran 2015 sebesar Rp510 juta lengkap dengan pipanya, diperuntukkan bagi kelompok pertanian di Desa Mon Mata.
Selanjutnya, tahap kedua kembali dibangun saluran dengan menggunakan sumber anggaran DAK tahun anggaran 2017 sebesar Rp317 juta sepanjang lebih kurang 400 meter.
“Jadi pembangunan itu ada dua tahap, dua-duanya menggunakan dana DAK, tahap pertama pompanisasi tahun 2015 dan tahap kedua saluran pada tahun 2017,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021