Ibu dan anak yang ditemukan tewas mengenaskan di bawah tempat tidur rumah mereka di Simpang Jernih, Aceh Timur, dinyatakan meninggal dunia akibat benturan benda tumpul. 
 
“Tengkorak bagian wajah ibu, Siti Fatimah, hancur. Diperkirakan akibat terbentur benda tumpul. Bahkan tulang iga sebelah kiri juga patah,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Aceh Timur AKP Dwi Arys Purwoko di Idi, Rabu. 
 
AKP Dwi Arys Purwoko mengatakan tim otopsi tidak menemukan luka sayatan atau luka tusuk dari benda tajam.

Sedangkan otopsi terhadap tubuh anak, Nadaatul Afraa, diketahui tengkorak di kepala bagian atas pecah akibat benda tumpul dan rahang sebelah kiri patah.

BACA:
Ibu dan anak tewas mengenaskan di Aceh Timur

“Hasil otopsi, keduanya meninggal dunia akibat kehabisan darah di bagian kepala yang hancur akibat benturan benda tumpul,” kata AKP Dwi Arys Purwoko. 

Ia juga mengatakan berdasarkan hasil otopsi kedua korban juga diperkirakan meninggal lebih dari 72 jam saat ditemukan, Senin (15/2) sekira pukul 14.00 WIB. 

“Dalam kasus ini, kami mengamankan barang bukti di antaranya dua helai baju kedua korban dan sebuah anting di telinga kanan Nadaatul Afraa,” kata Arys.

Disinggung pelaku, Kasatreskrim mengaku kasus tersebut masih dalam penyelidikan. Sementara, sebanyak 10 orang sudah dimintai keterangan, baik pihak keluarga maupun tetangga korban. 

Sebelumnya, mayat Siti Fatimah (56) dan anak gadisnya Nadatul Afraa (16) ditemukan dalam kondisi mengenaskan di rumah mereka di  Desa Simpang Jernih, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Senin (15/2) pukul 14.00 WIB. 

BACA:
Mayat ibu dan anak yang tewas mengenaskan di Aceh Timur diotopsi ke Medan

Ibu dan anaknya yang berstatus pelajar SMKN 1 Simpang Jernih itu dilaporkan tiga hari terakhir tidak terlihat keluar rumah, Menurut keterangan warga sekitar, rumah korban beberapa hari terakhir terlihat sepi dan pintunya tertutup rapat.

AKP Dwi Arys Purwoko mengatakan ditemukannya kedua korban meninggal dunia berawal saat Fatimah yang juga menantu Siti Fatimah, mendatangi rumah tersebut. Namun setiba di depan rumah, Fatimah melihat lalat dan tercium bau tak sedap. 

Lalu, Fatimah meminta bantu M Nasir, tetangga Siti Fatimah, membuka pintu untuk memastikan keberadaan mertua dan adik iparnya di dalam rumah, kata  AKP Dwi Arys Purwoko.

Awalnya, M Nasir menolak. Namun, setelah mengajak temannya Kamaruddin, Mereka mendobrak pintu rumah Siti Fatimah. Spontan M Nasir dan Kamaruddin tersentak melihat bercak darah mulai mengering di lantai rumah. 

Kemudian, mereka bertiga mengecek ke dalam kamar. Mereka melihat Siti Fatimah dan anaknya tergeletak kaku di bawah tempat tidur. Kondisi tubuh mereka sudah menggembung dan mengeluarkan bau tak sedap.

"Melihat kejadian itu, Fatimah melaporkan ke aparatur desa dan diteruskan ke pihak kepolisian," kata AKP Dwi Arys Purwoko.

Pewarta: Hayaturrahmah

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021