Redelong 19/11 (Antaraaceh) - Harga tomat di tingkat pedagang di dataran Tinggi Gayo yang mencakup Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, Provinsi Aceh, dalam sebulan terakhir ini melambung menjadi Rp12.000 per kilogram.
Rezeki MB, salah seorang petani di Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah, Rabu mengatakan, harga tomat di tingkat petani Rp6.000, sedangkan di pasar telah mencapai Rp12.000 per kilogram.
"Harga tomat Rp6.000 per kilogram yang dibeli agen sudah sangat tinggi, biasanya harga tomat di tingkat petani hanya Rp1.500 hingga Rp2.000 per kilogram," sebut Rezeki.
Dimusim hujan sekarang kata Rezeki, harga tomat melambung hal yang wajar karena tomat sangat mudah busuk bila tidak dirawat sebaik-baiknya dan perawatnya harus dilakukan setiap hari di pagi dan sore hari.
Bila sudah hujan lokasi tanaman tomat harus dibuat asap dengan cara membakar kayu dan daun-daun yang bisa mengeluarkan asap, hal itu dilakukan untuk membuat tanaman tomat cepat kering, bila dibiarkan begitu saja tomat akan membusuk karena terlalu lama terkena air, terang Rezeki.
Walaupun dijaga dan dirawat setiap hari tomat masih ada juga yang busuk dibatangnya karena sering terkena oleh air hujan, apalagi asap buatan dari api tersebut tidak merata mengenai ke batang tomat.
Sementara itu salah seorang pedagang sayur mayur di pasar Pondok Baru Kecamatan Bandar Bener Meriah, Rini menyebutkan, harga tomat naik sudah mencapai sebulan dan harga tomat dipasar Rp12.000 per kilogram.
Kenaikan harga tomat ini termasuk bertahan lama, biasanya harga tomat naik paling dua minggu, tetapi sekarang sudah bertahan sebulan karena sekarang juga sedang musim hujan dan barang juga sangat kurang, kata Rini.
Menurut Rini, harga ditingkat petani Rp6.000 dan dipasar Rp12.000 per kilogram adalah hal yang wajar karena agen atau pengumpul membeli semua tomat petani, dan mengirim lagi ke Banda Aceh, Lhokseumawe bahkan ke Medan, Provinsi Sumatera Utara.
Selain itu ada juga pengumpul menjual ke pedagang di pasar tradisional, kemudian baru di jual kemasyarakat dan bila tomat tidak habis terjual dan membusuk sudah resiko pedagang, pungkas Rini.

Pewarta:

Editor : Antara Aceh


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2014