Pemerintah Aceh diminta untuk memperhatikan nelayan tradisional di wilayah Lhok Kuala Daya, Kecamatan Lamno, Kabupaten Aceh Jaya, yang kearifan lokal melaut tetap terjaga.

"Kami menaruh harapan besar agar kearifan ini terus dijaga dan diwariskan kepada generasi penerus,” kata Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (USK) Sulaiman Tripa dalam keterangan yang diterima di Banda Aceh, Jumat.

Doktor bidang kajian hukum adat laut itu menyambangi Lhok Kuala Daya bersama dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar Raniry Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, dosen STKIP BBG Banda AcehnMukhlisuddin Ilyas, Teuku Muttaqin Mansur dan Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Aceh Tgk Azwar Anas.

“Pemerintah harus mendukung Panglima Laot (lembaga adat nelayan Aceh) Lhok dalam menjaga, melindungi, membina dan melestarikannya. Apalagi peraturan perundang-undangan sudah jelas mengakui dan menghormati Panglima Laot dan wilayah kelolanya,” katanya lagi.
Akademisi Universitas Syiah Kuala (USK), UIN Ar Raniry, STKIP BBG Banda Aceh dan Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Aceh saat menyambangi wilayah Lhok Kuala Daya, Kecamatan Lamno, Aceh Jaya, Kamis (11/3/2021). (ANTARA/HO)

Sementara itu, Ketua KNTI Aceh Azwar Anas mengatakan pihaknya telah mendengar beberapa aspirasi dari nelayan tradisional setempat, yang bahwa mereka masih sangat minim bantuan terkait sarana dan prasarana untuk menunjang aktivitas melaut.

“Seperti alat tangkap, boat, dan sarana pendukung lainnya. Nelayan disini juga sangat butuh pemberdayaan ekonomi,” katanya, mengutarakan aspirasi nelayan.

Azwar berharap kepada Pemerintah Aceh dan Kabupaten Aceh Jaya untuk benar-benar dapat merealisasikan program pemberdayaan nelayan tradisional agar nelayan kecil di kawasan Lhok Keluang tersebut mendapatkan kesejahteraan ekonomi.

“Di Lhok ini seluruh nelayan adalah nelayan tradisional, perlu dibina dan dikuatkan ekonominya,” katanya.

Selain potensi dan adat laut yang masih terawat, Kamaruzzaman Bustamam Ahmad juga mengharapkan agar pemerintah dapat mengembangkan potensi wisata bahari di kawasan itu yang ramah lingkungan. 

Kata dia, lokasi tersebut menjadi destinasi wisata yang potensial untuk dikembangkan pemerintah, sehingga dapat berdampak ke sektor  ekonomi bagi warga sekitar.

“Saya baru pulang dari Labuan Bajo, kawasan kita tidak kalah menarik dibandingkan pantai-pantai di luar sana. Kita berharap ada pihak yang akan memfasilitasi pengembangan wisata bahari ini,” katanya.

Pewarta: Khalis Surry

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021