Dinas Sosial Aceh menggelar seminar tentang Letnan Kolonel TNI (Purn) Teuku Abdul Hamid Azwar yang diusulkan menjadi pahlawan nasional dari Aceh, kegiatan itu sebagai salah satu persyaratan yang harus dilengkapi.

"Kegiatan seminar ini digelar guna memenuhi persyaratan penetapan Teuku Abdul Hamid Azwar sebagai pahlawan nasional," kata Kepala Dinas Sosial Aceh Yusrizal, di Banda Aceh, Jumat.

Seminar tersebut menghadirkan pemateri yakni Direktur Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial Kementerian Sosial RI Joko Irianto, Filolog dan Peneliti di PUSAKA UIN Ar-Raniry Hermansyah , dan Akademisi Unsyiah Adli Abdullah. 

Yusrizal menyampaikan, seminar tersebut dapat memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang sosok Letnan Kolonel TNI (Purn) Teuku Abdul Hamid Azwar serta perjalanan perjuangan dirinya merebut kemerdekaan.

"Seminar juga bisa membuka lebih luas riwayat perjuangan Teuku Abdul Hamid Azwar saat berjuang mengusir penjajah," ujarnya.

Yusrizal berharap, seminar dapat melahirkan rekomendasi tentang sosok Letnan Kolonel TNI (Purn) Teuku Abdul Hamid Azwar untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah pusat, sehingga bisa dikukuhkan menjadi pahlawan nasional. 

"Rekomendasi akan kita disampaikan kepada pemerintah pusat di Jakarta bahwa Letnan Kolonel TNI (Purn) Teuku Abdul Hamid Azwar layak dinobatkan menjadi pahlawan nasional dari Aceh," kata Yusrizal.

Untuk diketahui, Teuku Hamid Azwar lahir pada tahun 1916. Pendidikan masa kecilnya dihabiskan di Kutaraja untuk belajar agama dan menempuh pendidikan formal.

Ia menjalani pendidikan dasar di sekolah Belanda, Hollandsch Inlandsche School (HIS) di Peunayong yang dikhususkan untuk anak-anak golongan atas. Tamat dari HIS, Teuku Hamid melanjutkan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO).

Di usia yang masih muda, ia sudah menjadi pebisnis handal, melakukan perdagangan hasil bumi serta mengelola pabrik penggilingan padi di Samalanga. Tetapi di saat bersamaan ia juga seorang politikus dan terlibat dalam pendirian Partai Indonesia Raya (Parindra) di Aceh dan juga sekolah pergerakan.

Pada saat pengumuman Proklamasi Kemerdekaan, bersama Syamaun Gaharu dan Perwira Giyu Gun lainnya, Teuku Hamid mendirikan Angkatan Pemuda Indonesia (API). Dalam perkembangannya API berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), setelah itu menjadi Tentara Republik Indonesia, dan akhirnya menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Teuku Hamid mendapatkan kedudukan cukup tinggi sebagai dan penting sebagai Kepala Staf Divisi V Aceh dengan pangkat Mayor dan Letkol. Ia memimpin pelucutan senjata tentara Jepang serta mencegah Belanda untuk kembali menduduki Aceh saat agresi kedua.

Ketika diangkat oleh Panglima Sumatera sebagai Kepala Staf SK 2A (Intendans) Komandan Sumatera yang berkeduduk di Bukit Tinggi, Teuku Hamid mulai mendirikan perusahaan dagang Central Trading Company (CTC) yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan TNI.

CTC tidak hanya memasok senjata, amunisi, dan obat-obatan kepada TNI, tetapi juga melakukan pembelian pesawat AVRON ANSON untuk memperkuat Angkatan Udara dana Kapal Laut PPB 58 LB untuk memperkuat angkatan laut Indonesia. 

Tahun 1950, Teuku Hamid Azwar melepaskan tanda pangkatnya dalam militer dengan pangkat terakhir sebagai Letnan Kolonel. Ia meninggal dunia dalam usia 80 tahun di Singapura, pada 7 Oktober 1996 silam. 

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021