Perajin anyaman berbagai barang rumah tangga di Kabupaten Aceh Besar memanfaatkan media sosial sebagai tempat memasarkan produk mereka di tengah pandemi COVID-19.

Ulfa, perajin anyaman barang rumah tangga di Aceh Besar, Rabu, mengatakan pemasaran melalui media sosial dilakukan menyusul lesu pemasaran secara konvensional karena adanya pembatasan saat pandemi COVID-19.

"Pemasaran menggunakan media sosial membuat usaha kami bisa tetap bertahan di saat pandemi COVID-19 sekarang ini. Apalagi pemasaran melalui media sosial lebih menjanjikan," kata Ulfa.

Ulfa merupakan ketua kelompok anyaman barang rumah tangga terbuat dari batang bemban yang dalam bahasa Aceh disebut "bak bili". Kelompok perajin anyaman diketuai Ulfa menjalankan usaha mereka di Gampong Lampanah Teunong, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar.

Gampong Lampanah merupakan sentra perajin anyaman yang dikerjakan para wanita. Kerajinan anyaman mereka produksi sudah berlangsung turun temurun.

Ulfa mengatakan anyaman yang dihasilkan di antaranya tas, bakul serta tempat nasi, alas meja, tudung saji, dan lainnya. Produk kerajinan anyaman tersebut dijual dengan harga berkisar Rp25 ribu hingga Rp800 ribu per buah.

"Omzet pemasaran melalui media sosial bisa berkisar Rp10 juta hingga Rp12 juta per bulan. Omzet ini menjanjikan dibanding sebelum pandemi hanya di kisaran Rp8 juta per bulan," kata Ulfa.

Selain melalui media sosial, kata Ulfa, anyaman yang dihasilkan kelompoknya juga dijual dengan cara dititipkan di toko-toko suvenir, baik yang ada di Kabupaten Aceh Besar maupun Kota Banda Aceh.

"Kalau sebelum pandemi COVID-19, kami memasarkannya dengan cara mengikuti bazar maupun festival, baik di Aceh Besar, maupun di daerah lainnya di Aceh, dan bahkan ada juga di luar Aceh," kata Ulfa.

Ulfa mengaku pembeli produk anyaman "bak bili" yang diproduksi kelompok perajin diketuainya masih sebatas lokal, belum menembus pasar luar negeri, seperti negeri jiran, Malaysia.

"Usaha kerajinan anyaman ini dirintis orang tua kami sejak 1980-an. Kini, kami yang melanjutkan usaha ini. Namun, kami terkendala modal usaha guna meningkatkan produksi dan kualitas. Kami berharap pemerintah dan BUMN membantu kami mengembangkan usaha anyaman ini," kata Ulfa.
 

Pewarta: Muhammad HSA

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021