Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan Program Sejuta Rumah memerlukan peran generasi muda Indonesia untuk lebih peduli dan lebih aktif dalam pelaksanaan pembangunan perumahan di Tanah Air.
“Para pimpinan di Kementerian PUPR khususnya Direktorat Jenderal Perumahan sangat mengapresiasi dan ingin Generasi Muda PUPR bisa lebih berkiprah dalam perumahan yakni Program Sejuta Rumah,” ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Menurut Khalawi, kebutuhan hunian yang layak ke depan membutuhkan inovasi serta dukungan dari generasi muda mengingat lahan perumahan yang semakin terbatas.
Khalawi menambahkan, saat ini Program Sejuta Rumah merupakan salah satu program prioritas pemerintah dalam pembangunan infrastruktur dan perumahan bagi masyarakat.
Dalam program tersebut, pemerintah mentargetkan pembangunan satu juta unit rumah bagi masyarakat yang terbagi dalam dua sektor yakni rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 70 persen dan sisanya 30 persen adalah rumah untuk non-MBR.
Ia memaparkan, berbagai program seperti pembangunan rumah susun, rumah khusus, rumah swadaya, penyaluran bantuan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) rumah bersubsidi, kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi serta dukungan pemerintah daerah dan sektor swasta melalui CSR juga terus dilaksanakan dalam rangka mendukung program Sejuta Rumah tersebut.
Selain itu, ujar dia, kebijakan di sektor perumahan juga terus dipermudah dengan penyederhanaan pengusulan bantuan perumahan melalui aplikasi Sistem Bantuan Perumahan (Sibaru).
"Program Sejuta Rumah akan kami terus dorong agar masyarakat Indonesia memiliki hunian yang layak. Generasi muda Indonesia akan memiliki kualitas yang baik dan mampu berkompetisi apabila mereka tumbuh di tempat tinggal yang layak dan lingkungan yang baik," ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Khalawi Abdul Hamid mengatakan pemerintah memastikan program pembangunan perumahan khususnya Program Sejuta Rumah tetap berjalan meski pandemi COVID-19 gelombang kedua menerpa Indonesia dan terdapat penerapan kebijakan PPKM.
"Program perumahan tidak harus berhenti, tetap jalan, kita harus berinovasi. Kita tidak bisa tunggu sampai pandemi selesai. Hidup harus jalan terus, mikirin rakyat harus jalan terus, program harus jalan terus," kata Khalawi dalam diskusi daring tentang Peluang Pengembangan Kebijakan Penyediaan Tanah yang dipantau di Jakarta, Senin (26/7).
Khalawi mengatakan kasus COVID-19 yang mulai melonjak pada pertengahan tahun 2021 di Indonesia menyebabkan progres Program Sejuta Rumah terhambat dan pencapaiannya lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dia mengatakan per Juni 2021 progres Program Sejuta Rumah baru mencapai sekitar 400 ribu rumah. "Biasanya sudah sampai 600 ribu hingga 700 ribu," kata Khalawi. Namun dia menegaskan bahwa pembangunan terus berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan pada pekerja dalam Program Sejuta Rumah.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
“Para pimpinan di Kementerian PUPR khususnya Direktorat Jenderal Perumahan sangat mengapresiasi dan ingin Generasi Muda PUPR bisa lebih berkiprah dalam perumahan yakni Program Sejuta Rumah,” ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Menurut Khalawi, kebutuhan hunian yang layak ke depan membutuhkan inovasi serta dukungan dari generasi muda mengingat lahan perumahan yang semakin terbatas.
Khalawi menambahkan, saat ini Program Sejuta Rumah merupakan salah satu program prioritas pemerintah dalam pembangunan infrastruktur dan perumahan bagi masyarakat.
Dalam program tersebut, pemerintah mentargetkan pembangunan satu juta unit rumah bagi masyarakat yang terbagi dalam dua sektor yakni rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 70 persen dan sisanya 30 persen adalah rumah untuk non-MBR.
Ia memaparkan, berbagai program seperti pembangunan rumah susun, rumah khusus, rumah swadaya, penyaluran bantuan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) rumah bersubsidi, kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi serta dukungan pemerintah daerah dan sektor swasta melalui CSR juga terus dilaksanakan dalam rangka mendukung program Sejuta Rumah tersebut.
Selain itu, ujar dia, kebijakan di sektor perumahan juga terus dipermudah dengan penyederhanaan pengusulan bantuan perumahan melalui aplikasi Sistem Bantuan Perumahan (Sibaru).
"Program Sejuta Rumah akan kami terus dorong agar masyarakat Indonesia memiliki hunian yang layak. Generasi muda Indonesia akan memiliki kualitas yang baik dan mampu berkompetisi apabila mereka tumbuh di tempat tinggal yang layak dan lingkungan yang baik," ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Khalawi Abdul Hamid mengatakan pemerintah memastikan program pembangunan perumahan khususnya Program Sejuta Rumah tetap berjalan meski pandemi COVID-19 gelombang kedua menerpa Indonesia dan terdapat penerapan kebijakan PPKM.
"Program perumahan tidak harus berhenti, tetap jalan, kita harus berinovasi. Kita tidak bisa tunggu sampai pandemi selesai. Hidup harus jalan terus, mikirin rakyat harus jalan terus, program harus jalan terus," kata Khalawi dalam diskusi daring tentang Peluang Pengembangan Kebijakan Penyediaan Tanah yang dipantau di Jakarta, Senin (26/7).
Khalawi mengatakan kasus COVID-19 yang mulai melonjak pada pertengahan tahun 2021 di Indonesia menyebabkan progres Program Sejuta Rumah terhambat dan pencapaiannya lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dia mengatakan per Juni 2021 progres Program Sejuta Rumah baru mencapai sekitar 400 ribu rumah. "Biasanya sudah sampai 600 ribu hingga 700 ribu," kata Khalawi. Namun dia menegaskan bahwa pembangunan terus berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan pada pekerja dalam Program Sejuta Rumah.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021