Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Ikan asin asal Kota Lhokseumawe, terus merambah berbagai pasar tradisional di luar Provinsi Aceh yang mencapai lima ton per harinya.

Seorang pengrajin pengolahan Husaini di Lhokseumawe, Kamis menyebutkan, setiap harinya, selalu ada muatan ikan asin yang dipasarkan keluar daerah. Apalagi disaat sedang banyaknya hasil tangkapan nelayan, maka jumlah produksinya juga meningkat.

Sedangkan ikan asin olahan asal Lhokseumawe, terdapat beberapa jenis yang digemari oleh pasar luar Aceh, seperti,  ikan teri asin, ikan tenggiri dan juga ikan kayu serta berbagai jenis ikan asin lainnya, ungkap Husaini.

Disebutkan olehnya, ikan asin atau ikan olahan dimaksud, jangkauan pemasarannya sampai ke Sumatera Utara, Riau dan Sumatera Barat. Bahkan ada yang sampai ke pulau jawa. Terutama untuk jenis ikan teri kering.

Dimana, ikan teri kering kebutuhannya di luar Aceh sangat banyak. Selain untuk mencukupi kebutuhan lokal. Karena selain tahan lama, juga mempunyai rasa yang enak.begitu juga dengan ikan kayu atau ikan tenggiri kering.

Menurut pengrajin ikan asin itu lagi,  pengeringan atau pengaraman ikan di Lhokseumawe terdapat lebih kurang sebanyak 20 unit. Yang tersebar di beberapa lokasi pesisir wilayah Kota Lhokseumawe. Seperti di Pusong, yang saat ini menjadi sentra produksi ikan asin dan juga di Ujong Blang, serta beberapa wilayah lainnya.

Berkembangnya industri pengolahan dan pengaraman ikan di Lhokseumawe, karena wilayah Lhokseumawe hampir sebagian besar daerahnya adalah pesisir pantai dengan mata pencaharian penduduk di pinggir pantai adalah nelayan.

Selain itu, hasil tangkapan nelayan disekitar perairan Lhokseumawe juga meningkat. Sehingga, selain dijual sebagai ikan segar atau ikan yang berkualitas ekspor. Juga dikeringkan untuk menghindari anjloknya harga ikan.  Apalagi, pada musim ikan teri, hasil tangkapannya bisa menjadi booming.

“Jika tidak dikeringkan di saat banyak tangkapan ikan, maka akan menjadi turun harganya bila dijual dengan segar. Malah, akan menjadi booming. Sehingga, banyak nelayan atau pengrajin ikan asin di pinggir pantai memilih mengawetkan ikannya dan dijual dalam bentuk produk ikan asin,” terang Henry lagi.

Dengan banyaknya hadir industri kecil pengawetan ikan tersebut, selain telah mampu kelebihan hasil tangkapan nelayan. Juga telah menciptakan lapangan kerja bagi para warga yang bermukim disekitar pinggiran pantai. Karena tiap-tiap usaha pengeringan ikan tersebut, membutuhkan pekerja  Lima sampai Sepuluh orang. Apalagi sedang banyaknya hasil tangkapan ikan oleh nelayan setempat.

Pewarta:

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015