Jakarta (ANTARA Aceh) - Pemerintah bertekad untuk terus memperkuat hilirisasi berbagai komoditas seperti terkait sektor migas serta menyeimbangkan sektor produksi dan konsumsi guna memperlancar kinerja perekonomian di Tanah Air.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengemukakan hal tersebut ketika ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu, sebelum memimpin rapat tentang pengembangan bandar udara.

Wapres juga mengatakan, sektor manufaktur juga akan dikembangkan berbagai langkah produktif dan baik sektor produksi maupun sektor konsumsi juga harus sepadan untuk peningkatan perekonomian.

JK menuturkan komoditas ekspor juga didorong untuk tidak langsung di ekspor tetapi harus diproses terlebih dahulu di hilir.

Sebagaimana diberitakan, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan Indonesia perlu memperkuat ekspor manufaktur untuk menekan defisit neraca perdagangan.

"Paradigmanya mesti diubah, bukan lagi menggenjot komoditas, namun harus beralih ke manufaktur," kata Luky saat menjadi pembicara  seminar "Kebijakan Fiskal dan Perkembangan Ekonomi Terkini" di Gedung Keuangan Negara, Yogyakarta, Kamis (19/3).

Menurut Luky, defisit neraca perdagangan Indonesia yang terjadi saat ini disebabkan kinerja ekspor yang melambat karena sebagian besar masih mengandalkan komoditas. "Hal itu yang menjadikan nilai tukar rupiah merosot terhadap dolar AS," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memperkirakan industri manufaktur dan sektor jasa bisa mengambil peluang dari fluktuasi nilai tukar rupiah yang cenderung melemah terhadap dolar AS.

"Kita punya peluang dan yakin ketika kurs melemah, kita bisa mengambil manfaat, terutama bagi sektor manufaktur yang mempunyai keunggulan berbasis sumber daya alam atau otomotif," katanya di Jakarta, Sabtu (7/3).

Bambang meyakini Indonesia bisa mengambil momentum dan mendorong ekspor dari industri manufaktur apalagi saat ini para pesaing seperti Jepang atau Australia sedang kesulitan untuk mengembangkan sektor manufakturnya secara kompetitif.

Sementara itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendesak program hilirisasi minyak bumi dan gas yang telah dicanangkan pemerintah dapat dituntaskan sepenuhnya untuk dapat meningkatkan kinerja sektor perminyakan di Tanah Air.

"Terkait program hilirisasi migas, pemerintah perlu menuntaskan persoalan yang sudah berlarut-larut menyita waktu hingga 15 tahun lamanya yang tidak terselesaikan," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah, Natsir Mansyur, Rabu (11/3).

Menurut dia, masih ada program yang terkait dengan sektor tersebut yang masih banyak berjalan dengan lambat sehingga juga mesti dipercepat.

Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa program hilirisasi mineral sebagai industri hulu juga masih lambat perkembangannya.

Pewarta: Pewarta : Muhammad Razi Rahman

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015