Jakarta (ANTARA Aceh) - Rektor Universitas Presiden Chandra Setiawan mengatakan sumber daya manusia (SDM) harus berdaya saing global untuk dapat berkompetisi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

"Kita harus membangun SDM yang berkarakter baik, berketerampilan dan berdaya saing global," ujarnya dalam Seminar dan Bedah Buku "Sound Macroeconomic Policies in Indonesia to Accelerate Growth and Financial Stability" dalam rangka memperingati Dies Natalis Universitas Presiden ke-11 di Menara Batavia, Jakarta, Kamis.

Ia mengharapkan SDM Indonesia dapat menjadi pelopor bukan pengikut di kancah global sehingga eksistensinya semakin besar.

Untuk itu, salah satu tujuan dari Universitas Presiden adalah melahirkan generasi bangsa yang berkualitas dan berkarakter tangguh menghadapi persaingan global, ujarnya.

Mantan deputi gubernur Bank Indonesia dan mantan ketua Badan Pemeriksa Keuangan Anwar Nasution menambahkan tenaga kerja berkualitas itu diperlukan untuk dapat menggalakkan tumbuhnya industri manufaktur di Indonesia.

"Tenaga kerja kita perlukan untuk mengembangkan industri yang bersifat padat karya dan berorientasi pada ekspor," tutur Guru Besar Emeritus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu.

Hanya dengan demikian, lanjutnya, dapat diciptakan lapangan kerja bagi angkatan kerja di Indonesia yang surplus dengan tingkat pendidikan serta keterampilan yang rendah.

Adanya tenaga kerja terampil itu sekaligus akan mengikutsertakan ekonomi Indonesia dalam jaringan "global supply chains".

Sebelumnya, Anwar Nasution mempublikasikan buku yang diedit berjudul "Macroeconomic Policies in Indonesia".

"Buku ini penting karena menceritakan bagaimana perubahan kebijakan makro ekonomi Indonesia setelah krisis 1997 dengan perekonoman kita yang sangat rapuh," katanya.

Buku ini terdiri dari 10 bab dan membahas berbagai kebijakan mendasar dalam pengelolaan kebijakan ekonomi makro di Indonesia setelah krisis ekonomi tahun 1997/1998.

"Selain mengedit buku ini, saya menulis dua 'chapter' pertama. Kedua bab pertama itu terdiri 89 halaman atau kira-kira hampir seperempat dari 298 halaman buku tersebut," ujar Anwar.

Bab-bab lainnya ditulis oleh 14 orang rekan baiknya dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, ERIA, IMF, Bank Dunia, dan Kanada.

Topik yang dibahas adalah terdiri dari kebijakan stabilisasi setelah krisis, pembangunan kembali industri perbankan, industri reksadana dan kebijakan dalam memupuk cadangan luar negeri.

Kemudian perpajakan, otonomi daerah, kebijakan perdagangan, industri manufaktur maupun demokratisasi dan desentralisasi.

Pewarta: Pewarta : Martha Herlinawati Simanjuntak

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015