Meulaboh (ANTARA Aceh) - Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mengadakan kuliah umum membahas potensi laut dan perikanan di provinsi paling ujung barat Indonesia itu.
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UTU Dr Edwarsyah, SP,MP di Meulaboh, Rabu mengatakan melalui kegiatan demikian juga sebagai langkah pihak akademik mempersiapkan lulusan yang siap berkompetisi profesi mengelola sumber daya alam untuk masa mendatang.
"Pelaksanaan ini adalah lanjutan dari ditunjuknya UTU sebagai tempat uji kompetensi di Aceh. Ini juga bagian dari langkah pola pokok ilmiah agro and marine industry sesuai potensi wilayah, ujarnya.
Kuliah umum dan Diklat bertema "Sistem Sertifikasi Komptensi SDM Kalautan Perikanan dalam menghadapi MEA".
Peserta kegiatan mahasiswa, beberapa Dinas Kelautan dan Perikanan kawasan barat selatan Aceh dengan menghadirkan pemateri Direktur Lembaga Sertifikasi Bidang Kelautan dan Perikanan (LSP-KP) RI Herry Muryuto, serta Master Asesor LSP-KP Utami Widiasih.
Menurut Dr Edwarsyah, kegiatan itu sangat mendukung kampus tersebut sebagai Asesment Center dibidang Perikanan dan Kelautan, terlebih lagi saat ini Fakultas PIK telah terakreditasi B dari BAN-PT.
Dikatakan, ke depan UTU akan bekerja sama dengan lembaga profesi untuk menguji soal pengelolaan pulau-pulau kecil, seperti di daerah Simeulue yanng sebelum tsunami terdapat 49 pulau-pulau kecil, namun pascatsunami telah bertambah menjadi 146 pulau kecil.
"Kita telah menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Simeulue untuk melakukan penelitian tersebut. Tentunya dengan mengandeng lembaga profesi untuk mendapatkan hasil penelitian ini," ucapnya.
Sementara itu Master Asesor LSP-KP Utami Widiasih mengemukakan, bahwa pentingnya mempersiapkan sumber daya manusia sejak dini untuk mengadapi arus perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), sebab era pasar bebas ini tidak hanya berdampak pada ekonomi, tapi juga berdampak sosial.
Dia menjelaskan, banjirnya produk dan investasi asing akan menyebabkan pasar dapat dikuasai mereka, bahkan mereka juga tidak akan sungkan-sungkan mendatangkan tenaga kerja ke perusahaan mereka yang berada di Indonesia.
"Akan banyak warga negara ASEAN itu belajar bahasa Indonesia, mulai dari supir hingga profesi-profesi strategis lain. JIka kita hari ini belum belajar bahasa mereka, bagaimana kita akan menghadapi mereka,"katanya.