Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Luas areal sawah di Kota Lhokseumawe 2.500 hektare dan 1.000 hektare di antaranya atau 40 persen merupakan tadah hujan, sehingga diperlukan irigasi agar produktivitas padi bisa meningkat.

Kepala Bidang Sumber Daya Manusia pada Dinas Kaluatan Peternakan dan Pertanian Kota Lhokseumawe Siti Shaum di Lhokseumawe, Jumat menyatakan, sawah tadah hujan di daerahnya masih luas, sehingga perlu irigasi agar lahan tersebut bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Ia mengatakan, sebagian besar areal persawahan yang masih tadah hujan tersebut berada di Kecamatan Muara Satu, Muara Dua dan sebagian di Kecamatan Blang Mangat.

Secara rinci disebutkan, sawah tadah hujan di Kecamatan Muara Satu seluas 600 hektare, Muara Dua (95 Ha), dan Kecamatan Blang Mangat (200 Ha).

Persawahan itu hanya bisa ditanami pada saat musim hujan saja, sedangkan musim kemarau atau tidak ditanami padi, maka petani memanfaatkan lahan tersebut dengan menanam sayur-sayuran, ujarnya.

Siti mengungkapkan, penyebab masih luasnya sawah tadah hujan itu di wilayahnya, karena jauhnya dengan saluran irigasi, sedangkan areal persawahan yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Aceh Utara, seperti di Kecamatan Blang Mangat, dialiri irigasi.

Untuk mengatasi persoalan masih luasnya sawah tadah hujan tersebut, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai areal persawahan normal lainnya, diperlukan beberapa upaya antara lain, sumur bor, pompanisasi dan pembuatan saluran irigasi.

"Sangat diharapkan, adanya sarana dan prasarana pendukung agar sejumlah sawah tadah hujan tersebut dapat dimanfaatkan dan digarap sebagaimana mestinya tanpa harus menunggu hujan," ujar Siti.

Pewarta: Pewarta : Mukhlis

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015