Blangpidie (ANTARA Aceh)- Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya, tahun 2015 mengalokasikan dana Rp1,8 miliar untuk pengangkatan besi rangka jembatan balley yang sudah ambruk ke dasar sungai Krueng Teukuh pada tahun 2012 untuk dibangun kembali.

Kepala Bidang Bina Marga di Dinas Pekerjaan Umum Abdya Pajeri di Blangpidie mengatakan, dua unit jembatan balley yang berada di Sungai Krueng Teukuh, Desa Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee, sudah ambruk ke dasar sungai tersebut pada tahun 2012 akibat dihantam banjir.

"Waktu itu ada bencana banjir, sehingga kedua jembatan balley yang berada di atas batangan sungai Krueng Teukuh amblas ke dasar sungai,” katanya di Blangpidie, Jum’at.


Menurut dia, sungai Krueng Teukuh yang luasnya kini sudah mencapai 50 meter tersebut memiliki dua jembatan bailey yang keberadaannya pada tempat yang berbeda.

Yang pertama, kata dia jembatan tersebut berada di kawasan proyek pembangunan jembatan rangka baja yang diputuskan kontrak pada 2013, karena progresnya tidak sesuai target, sedangkan yang satu lagi berada di sebelah utara sekitar 2 km dari jembatan pertama.

"Kedua jembatan itu sama menuju ke kawasan perkebunan rakyat," kata dia.

Ia menyatakan, untuk tahun ini pihaknya kembali membangun jembatan tersebut di lokasi sebelah utara dengan jenis yang sama.
Cuma saja kata dia, sekarang luas sungai tersebut sudah berbeda dari yang sebelumnya. Kalau dulu luas permukaan Sungai Krueng Teukuh 30 meter, berhubung banjir melanda kawasan tersebut beberapa waktu lalu, permukaan sungai Krueng Teukuh menjadi lebar.

"Tahun ini kita bangun jembatan bailey yang berada di sebelah utara dulu agar para petani tidak menggunakan rakit lagi. Sedangkan hasil pengukuran terakhir luas permukaan sungai itu sekitar 50 meter," katanya.

Dia mengakui, proses pembangunan jembatan bailey tersebut kini sudah memasuki tahap perencanaan. Sebelum dilakukan pembangunan, kontruksi jembatan besi yang sudah amblas ke dasar sungai dianggkat ke daratan untuk dipergunakan kembali.

"Jika kedua kontruksi besi jembatan tersebut ada yang rusak ataupun tidak layak pakai kita ganti," katanya.

Dia juga menyebutkan, untuk pembangunan kembali satu unit jembatan bailey panjangnya sekitar 50 meter itu menghabiskan dana sekitar Rp1,8 miliar sekaligus dengan biaya pengangkatan, pengadaan dan pemasangan.

Terpisah, Kepala Bidang Produksi Pengembangan dan Perlindungan Tanaman (PPPT) pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Abdya Azwar  menyebutkan, luas lahan rakyat di seberang Sunggai Krueng Teukuh, Desa Lama Tuha, Kecamatan, Kuala Batee, sekitar 15 ribu hektare.

Lahan-lahan yang sudah memiliki tanaman sawit tersebut 75 persen di antaranya sudah memasuki masa panen.

Azwar menambahkan, selama dua tahun terakhir ini, para petani yang memiliki kebun di kawasan itu saban hari terpaksa naik rakit yang berada di Krueng Teukuh menuju kebunnya.

Walaupun harus naik rakit, petani tetap saja menggunakan akses jalan tersebut untuk menuju perkebunannya, karena jalan tersebut satu-satunya jalan yang terdekat dan mudah dijangkau.

"Memang ada akses jalan satu lagi yang menuju ke wilayah itu, yaitu melalui Babahrot. Namun petani engan melewatinya, karena jarak tempuhnya hampir 4 jam dengan dua. Kalau lewat jalan krueng Teukuh cuma setengah jam, makanya petani lebih memilih lewati jalan ini, selain dekat hemat biaya transportasi lagi," demikan Azwar.

Pewarta: Pewarta Suprian

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015