Harga minyak goreng di pasar tradisional di Kabupaten Aceh Timur mengalami kenaikan dari sebelumnya dijual Rp11 ribu per kilogram kini tembus menjadi Rp17 ribu per kilogram.

“Sejak dua pekan yang lalu mengalami kenaikan harga minyak goreng. Ini sudah lazim menjelang tradisi perayaan maulid Nabi Muhammad SAW 1443 Hijriah yang kental terjadi di Aceh,” kata Nuraida, pedagang sembako di Idi Cut, Aceh Timur, Kamis.

Dia mengaku persediaan minyak goreng tetap tersedia di pasaran. Naiknya harga tidak menyurutkan pelanggan dalam mendapatkan kebutuhan pangan. 

“Kami tidak ketahui pengaruh kenaikan harga, namun sebagai pedagang tentu di saat harga distributor naik maka daya jual di pasaran juga naik,” kata Nuraida.

Kenaikan harga minyak goreng rata-rata Rp6.000 per kilogram. Tak tertutup kemungkinan, harga minyak goreng akan terus merangkak karena perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW akan dirayakan dua pekan yang akan datang atau bertepatan 12 Rabiul Awal 1443 Hijriah.

“Kami berharap pemerintah turun mengawal harga sembako, termasuk harga sejumlah mata barang yang terus mengalami kenaikan di pasaran,” kata Nuraida.

Dia juga meminta Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM setempat menugaskan pejabat melakukan kontrol harga sembako di tingkat distributor, karena rata-rata sembako di pasok dari Sumatera Utara.

Sementara sejumlah jenis sembilan bahan pokok (sembako) di pasaran dinilai relatif stabil, karena hingga saat ini permintaan juga tergolong normal. 

“Beras premium masih normal, harganya Rp 135 ribu per zak 15 kilogram. Begitu juga dengan jenis sembako lain juga normal,” kata Nuraida. 

Hayatun Nisa, ibu rumah tangga di Aceh Timur, mengaku tetap membeli minyak goreng dengan harga yang tinggi, karena minyak goreng salah satu kebutuhan dapur, terutama untuk menggoreng ikan. 

“Meskipun mahal, tetap kami beli karena ini merupakan kebutuhan di dapur untuk menggoreng,” katanya.
 

Pewarta: Hayaturrahmah

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021