Dua atlet berprestasi di ajang Olimpiade Tokyo 2020 Eko Yuli Irawan dan Nurul Akmal menilai protokol kesehatan (prokes) di arena Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua relatif berjalan baik.
"Olimpiade dan PON Papua ini beda banget. Kemarin di Tokyo, pertandingannya tidak ada penonton. Kalau ini ramai banget. Tapi prokes aman dan oke," kata Nurul Akmal kepada Antara di Auditorium Uncen Jayapura, Jumat.
Atlet terkuat kelima kelas +85kg Olimpiade Tokyo itu menyebut penerapan prokes dari panitia PON berlaku ketat. "Saya hanya boleh melakukan perjalanan di Papua di lingkungan penginapan sama arena saja. Keluar belum bisa," katanya.
Nurul menyebut antusiasme penonton di Papua luar biasa meski kapasitas pengunjung dibatasi 25 persen. Bahkan beberapa fans berkali-kali datang menghampirinya di kursi VIP Auditorium Uncen untuk berfoto bersama. "Orangnya antusias banget di PON. Kalau di Olimpiade tidak ada penonton," katanya.
Untuk itu Nurul selalu patuh pada prokes memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. "Saya selalu jaga itu (prokes)," katanya.
Peraih medali perak Olimpiade Tokyo 2020
Eko Yuli Irawan mengatakan prokes yang lebih ketat di Olimpiade pada 1 Juli-4 Agustus 2021 sebab berlangsung di tengah puncak pandemi yang sedang melanda berbagai negara bahkan Indonesia.
"Olimpiade itu lebih ketat dan beberapa hari sebelum keberangkatan sedang berlaku Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia sehingga agak tersendat. Tapi ini (PON Papua) relatif baik," katanya.
Eko mengatakan upaya perlindungan atlet dari ancaman COVID-19 di Papua dilakukan berbagai pihak terkait di area venue, penginapan, dan bandara.
Selama Olimpiade, kata Eko, ada aturan ketat dengan membatasi mobilitas atlet dan timnya termasuk tes cepat COVID-19 yang berlangsung setiap hari. Setiap peserta, panitia, maupun sukarelawan tidak diperkenankan bepergian ke luar area Olimpiade.
Aturan wajib lainnya adalah penggunaan masker untuk mencegah penularan melalui droplet. Masker diizinkan dilepas ketika di ruang terbuka dan jika udara dirasa sangat panas. Selain itu izin membuka masker juga berlaku saat makan dan minum, namun dalam jarak kurang lebih 2 meter satu sama lain.
Panitia Olimpiade juga mengharuskan seluruh peserta untuk mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin. Khususnya selama istirahat, sebelum dan setelah makan, setelah melepas masker, setelah melepas sarung tangan, setelah menyentuh satu sama lain, dan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Olimpiade dan PON Papua ini beda banget. Kemarin di Tokyo, pertandingannya tidak ada penonton. Kalau ini ramai banget. Tapi prokes aman dan oke," kata Nurul Akmal kepada Antara di Auditorium Uncen Jayapura, Jumat.
Atlet terkuat kelima kelas +85kg Olimpiade Tokyo itu menyebut penerapan prokes dari panitia PON berlaku ketat. "Saya hanya boleh melakukan perjalanan di Papua di lingkungan penginapan sama arena saja. Keluar belum bisa," katanya.
Nurul menyebut antusiasme penonton di Papua luar biasa meski kapasitas pengunjung dibatasi 25 persen. Bahkan beberapa fans berkali-kali datang menghampirinya di kursi VIP Auditorium Uncen untuk berfoto bersama. "Orangnya antusias banget di PON. Kalau di Olimpiade tidak ada penonton," katanya.
Untuk itu Nurul selalu patuh pada prokes memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. "Saya selalu jaga itu (prokes)," katanya.
Peraih medali perak Olimpiade Tokyo 2020
Eko Yuli Irawan mengatakan prokes yang lebih ketat di Olimpiade pada 1 Juli-4 Agustus 2021 sebab berlangsung di tengah puncak pandemi yang sedang melanda berbagai negara bahkan Indonesia.
"Olimpiade itu lebih ketat dan beberapa hari sebelum keberangkatan sedang berlaku Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia sehingga agak tersendat. Tapi ini (PON Papua) relatif baik," katanya.
Eko mengatakan upaya perlindungan atlet dari ancaman COVID-19 di Papua dilakukan berbagai pihak terkait di area venue, penginapan, dan bandara.
Selama Olimpiade, kata Eko, ada aturan ketat dengan membatasi mobilitas atlet dan timnya termasuk tes cepat COVID-19 yang berlangsung setiap hari. Setiap peserta, panitia, maupun sukarelawan tidak diperkenankan bepergian ke luar area Olimpiade.
Aturan wajib lainnya adalah penggunaan masker untuk mencegah penularan melalui droplet. Masker diizinkan dilepas ketika di ruang terbuka dan jika udara dirasa sangat panas. Selain itu izin membuka masker juga berlaku saat makan dan minum, namun dalam jarak kurang lebih 2 meter satu sama lain.
Panitia Olimpiade juga mengharuskan seluruh peserta untuk mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin. Khususnya selama istirahat, sebelum dan setelah makan, setelah melepas masker, setelah melepas sarung tangan, setelah menyentuh satu sama lain, dan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021