Pengusaha ayam pedaging (ayam potong) di Kabupaten Aceh Jaya mengaku kesulitan memasarkan ayam selama pandemi COVID-19.
"Pandemi ini memang sangat terasa bagi kami khususnya pengusaha ayam potong, apalagi selama pandemi ini pemasaran yang tidak menentu," kata pengusaha ayam potong di Aceh Jaya Teungku Ahmad Almukarramah, Senin di Calang.
Ia mengatakan, meski selama ini hasil panen ayam ditampung oleh perusahaan besar dalam memasarkan ayam pedaging, namun ayam-ayam tersebut juga sulit laku di pasaran.
Teungku Ahmad mengatakan saat ini ia memiliki ia memiliki dua kandang ayam dengan daya tampung mencapai 20 ribu ekor ayam per kandang.
“Memang kalau dibilang tidak laku total tidak juga, tapi kita rugi jika memang sudah bisa panen ayam tersebut lama diambil oleh pihak perusahaan. Kami rugi dipakannya, jika ayam semakin gemuk juga akan mati,” katanya.
Ia menyampaikan kalau selama ini juga terkadang dirinya merugi pada saat panen jika pasar tidak menentu, termasuk harus membayar upah untuk para pekerja.
Ia berharap penademi ini cepat berlalu sehingga pemasaran ini bisa kembali lancar dan tidak terkendala lagi.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Aceh Jaya Teuku Reza Fahlevi melalui Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dailami mengatakan selama pandemi COVID-19, pemasaran ayam pegading di daerah ini ikut terimbas.
"Ini sudah persoalan nasional bahkan dunia terimbas pemasaran, hal itu juga menyebabkan banyak warung dan juga perusahaan yang menggunakan bahan baku ayam tidak bisa beroperasi, sehingga menyebabkan permintaan ayam ikut menurun," kata Dailami.
Meski pun demikian, pemerintah daerah setempat masih terus berupaya memberikan semangat kepada peternak agar terus meningkatkan usahanya ditengah pandemi COVID-19 saat ini.
"Kita cuma berharap agar pandemi ini cepat berlalu sehingga ekonomi masyarakat bisa bangkit kembali," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Pandemi ini memang sangat terasa bagi kami khususnya pengusaha ayam potong, apalagi selama pandemi ini pemasaran yang tidak menentu," kata pengusaha ayam potong di Aceh Jaya Teungku Ahmad Almukarramah, Senin di Calang.
Ia mengatakan, meski selama ini hasil panen ayam ditampung oleh perusahaan besar dalam memasarkan ayam pedaging, namun ayam-ayam tersebut juga sulit laku di pasaran.
Teungku Ahmad mengatakan saat ini ia memiliki ia memiliki dua kandang ayam dengan daya tampung mencapai 20 ribu ekor ayam per kandang.
“Memang kalau dibilang tidak laku total tidak juga, tapi kita rugi jika memang sudah bisa panen ayam tersebut lama diambil oleh pihak perusahaan. Kami rugi dipakannya, jika ayam semakin gemuk juga akan mati,” katanya.
Ia menyampaikan kalau selama ini juga terkadang dirinya merugi pada saat panen jika pasar tidak menentu, termasuk harus membayar upah untuk para pekerja.
Ia berharap penademi ini cepat berlalu sehingga pemasaran ini bisa kembali lancar dan tidak terkendala lagi.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Aceh Jaya Teuku Reza Fahlevi melalui Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dailami mengatakan selama pandemi COVID-19, pemasaran ayam pegading di daerah ini ikut terimbas.
"Ini sudah persoalan nasional bahkan dunia terimbas pemasaran, hal itu juga menyebabkan banyak warung dan juga perusahaan yang menggunakan bahan baku ayam tidak bisa beroperasi, sehingga menyebabkan permintaan ayam ikut menurun," kata Dailami.
Meski pun demikian, pemerintah daerah setempat masih terus berupaya memberikan semangat kepada peternak agar terus meningkatkan usahanya ditengah pandemi COVID-19 saat ini.
"Kita cuma berharap agar pandemi ini cepat berlalu sehingga ekonomi masyarakat bisa bangkit kembali," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021