Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Mahasiswa asal Kabupaten Aceh Selatan yang sedang menimba ilmu di beberapa perguruan tinggi di Banda Aceh yang tergabung dalam organisasi Solidaritas untuk Rakyat Daerah Terpencil (SuRaDT), Ikatan Pemuda Mahasiswa Kluet Tengah (IPMA KluT) dan Komunitas Intelektual Santri dan Mahasiswa Aceh (KISMA ACEH), mengaku prihatin melihat semakin parahnya kerusakan jalan Kabupaten yang menghubungkan Kecamatan Kluet Utara dengan Kluet Tengah sepanjang 20 Km.

Pasalnya, kondisi kerusakan jalan tersebut telah berlangsung cukup lama namun hingga saat ini belum kunjung di perbaiki. Pihak Pemkab Aceh Selatan beralasan bahwa, penyebab jalan itu belum di bangun karena keterbatasan anggaran dalam APBK sehingga realisasi penanganannya terpaksa harus di lakukan secara bertahap.

“Karena Pemkab Aceh Selatan tidak sanggup membangun jalan itu, maka kami mendesak Pemerintah Aceh agar menganggarkan dana untuk pembangunan jalan tersebut dalam APBA dan status jalan itu di tingkatkan menjadi jalan Provinsi karena hal itu dibenarkan secara aturan,” kata Ketua LSM SuRaDT, Delky Novrizal di Tapaktuan, Senin (3/5).

Di dampingi Ketua IPMA KluT, Adli Gunawan dan Ketua KISMA ACEH, Ilham Muddin, Delky menyatakan, titik lokasi kerusakan badan jalan yang sudah cukup parah mulai dari Desa Krueng Kluet, Kecamatan Kluet Utara sampai ke Desa Mersak, Kemukiman Menggamat, Kecamatan Kluet Tengah sepanjang lebih kurang 20 Km.

Menurut pantauan pihaknya, ujar Delky, hampir semua sisi badan jalan tersebut dipenuhi lubang berukuran besar sehingga sangat menyulitkan para pengendara roda dua dan roda empat untuk melintas.

“Kerusakan jalan ini sudah terjadi sejak tahun 2010 lalu akibat sering dilalui mobil truk besar pengangkut batu bijih besi,” ungkapnya.

Menurutnya, rusaknya aksesibilitas jalan tersebut membuat Kecamatan Kluet Tengah semakin terisolir, sebab jalan ini merupakan akses satu-satunya yang digunakan sebagai sarana transportasi masyarakat setempat serta untuk mengangkut komoditas hasil perkebunan dan pertanian.

Kerusakan jalan itu, kata Delky, juga telah menimbulkan tingginya angka kecelakaan, apalagi pada Desember 2014 lalu di kawasan ini juga telah terjadi longsor badan jalan sekitar 20 titik akibat telah cukup lama tidak di tangani oleh Pemerintah.

Sementara itu, Kepala Dinas Cipta Karya dan Bina Marga Aceh Selatan, Ir. T Bahrumsyah mengatakan, untuk pembangunan ruas jalan Kluet Utara sampai Menggamat Kecamatan Kluet Tengah memang sudah menjadi program prioritas pihaknya sejak tahun 2014 lalu.

“Pembangunan jalan itu memang sudah masuk dalam program prioritas Pemkab Aceh Selatan. Hanya saja tehnis pembangunannya kita lakukan dengan sistem mundur dari belakang yakni kami mulai dulu dari ujung  Menggamat yakni dari Desa Simpang Tiga,” jelas Bahrum.

Untuk tahap awal, sambung Bahrum, pembangunan jalan itu di lakukan dulu sepanjang 2 Km yakni dari Desa Simpang Tiga sampai Desa Simpang Dua Menggamat. Sedangkan sisanya, kembali akan di programkan pembangunannya dalam tahun 2015 ini.

Menurutnya, di ambil kebijakan sistem mundur pembangunan jalan Kluet Utara- Menggamat itu selain bertujuan untuk membantu meringankan penderitaan masyarakat pedalaman Menggamat yang belum pernah merasakan badan jalan negara di aspal di Desanya juga untuk menghindari kembali rusaknya jalan yang baru di bangun tersebut,  karena saat ini sedang berlangsung proses pengangkutan batu besar (batu gajah) menggunakan kendaraan dum truck interculer besar oleh kontraktor pelaksana pekerjaan pembangunan tanggul sungai (Krueng) Kluet.

“Saat ini mobil dum truck interculer besar sedang hilir mudik mengangkut batu-batu besar untuk pembangunan tanggul Sungai Krueng Kluet. Sehingga jika kita bangun dulu jalan mulai dari Desa Kueng Kluet Kecamatan Kluet Utara, maka secara otomatis badan jalan yang baru di bangun itu kembali akan rusak,” tandasnya.

Pewarta: Pewarta : Hendrik

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015