Riyadh (ANTARA Aceh) - Koalisi pimpinan Arab Saudi yang melancarkan serangan udara terhadap kelompok Syiah Yaman, Al-Houthi, mempertimbangkan gencatan senjata di beberapa daerah guna memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke negara yang dirongrong konflik tersebut.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubair mengatakan di dalam satu pernyataan serangan udara tersebut akan dihentikan untuk waktu tertentu guna memudahkan pengiriman bantuan buat rakyat Yaman.
Ia memperingatkan anggota milisi Al-Houthi, yang didukung Iran, agar tidak melanggar gencatan senjata atau menghalangi pengiriman bantuan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi. Koalisi pimpinan Arab Saudi telah melancarkan serangan udara terhadap anggota Al-Houthi dan sekutu mereka sejak 26 Mare.
Pada Ahad (3/5), Kerajaan di Teluk itu membantah laporan media bahwa tentara non-Yaman dikerahkan ke Kota Pelabuhan Aden untuk memulai operasi darat di sana.
"Koalisi terus membantu anggota milisi Yaman memerangi anggota Al-Houthi," kata juru bicara bagi koalisi tersebut Ahmed Al-Asiri di dalam satu pernyataan.
Secara terpisah jet tempur koalisi pimpinan Arab Saudi pada Senin menggempur Bandar Udara Internasional di Ibu KOta Yaman, Sana'a. Dua pesawat sipil terbakar, kata beberapa pejabat bandar udara tersebut.
"Dua pesawat sipil terkena serangan dan terbakar akibat serangan Arab Saudi pada sore hari," kata seorang pejabat kepada Xinhua.
Ia mengatakan satu pesawat dioperasikan oleh Yemenia Airways dan satu lagi oleh Yemeni Felix Airways.
Korbaran api besar dan asap hitam tebal dapat dilihat membubung dari bandar udara itu di Sana'a Utara, kata beberapa saksi mata.
Itu adalah serangan udara kedua yang ditujukan ke bandar udara tersebut dalam satu pekan. Pada 28 April, beberapa pesawat tempat menghancurkan tempat pengisiran bahan bakar dan landasan pacu Bandar Udara Internasional Sana'a guna mencegah pesawat Iran mendarat di sana.
Namun serangan terhadap bandar udara tersebut telah menghentikan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Ibu Kota Yaman itu, kata beberapa pejabat bandar udara.
Belum ada laporan mengenai korban jiwa akibat serangan paling akhir tersebut.
Sementara itu, beberapa pejabat provinsi mengatakan jet aliansi pimpinan Arab Saudi pada Senin pagi menyerang tempat pertemuan anggota Al-Houthi di Daerah Sarwah di Provinsi Marib, bagian tengah Yaman tempat pertempuran darat berlanjut antara petempur suku dan anggota Al-Houthi --yang berusaha menguasai provinsi penghasil minyak tersebut.
Belum ada laporan mengenai korban jiwa, tapi warga di Marib, Ibb dan Taiz mengatakan puluhan anggota Al-Houthi tewas dalam serangan udara itu dan oleh petempur suku yang setia kepada Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi --yang hidup di pengasingan.
Jumlah korban jiwa telah mencapai lebih dari 1.200 sejak pertempuran dan serangan udara dimulai pada akhir Maret. Sementara itu lebih dari 3.000 orang lagi cedera di seluruh negeri tersebut, demikian data statistik yang dikeluarkan oleh Pemerintah Yaman.
Ratusan ribu orang lagi, terutama di wilayah selatan, dipaksa meninggalkan tempat tinggal mereka.
Arab Saudi memulai serangan udara pada 26 Maret, dengan tujuan memulihkan Pemerintah Yaman, terhadap kelompok Al-Houthi dan pasukan yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh, yang dituduh mendukung petempur Al-Houthi untuk menggulingkan Hadi.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubair mengatakan di dalam satu pernyataan serangan udara tersebut akan dihentikan untuk waktu tertentu guna memudahkan pengiriman bantuan buat rakyat Yaman.
Ia memperingatkan anggota milisi Al-Houthi, yang didukung Iran, agar tidak melanggar gencatan senjata atau menghalangi pengiriman bantuan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi. Koalisi pimpinan Arab Saudi telah melancarkan serangan udara terhadap anggota Al-Houthi dan sekutu mereka sejak 26 Mare.
Pada Ahad (3/5), Kerajaan di Teluk itu membantah laporan media bahwa tentara non-Yaman dikerahkan ke Kota Pelabuhan Aden untuk memulai operasi darat di sana.
"Koalisi terus membantu anggota milisi Yaman memerangi anggota Al-Houthi," kata juru bicara bagi koalisi tersebut Ahmed Al-Asiri di dalam satu pernyataan.
Secara terpisah jet tempur koalisi pimpinan Arab Saudi pada Senin menggempur Bandar Udara Internasional di Ibu KOta Yaman, Sana'a. Dua pesawat sipil terbakar, kata beberapa pejabat bandar udara tersebut.
"Dua pesawat sipil terkena serangan dan terbakar akibat serangan Arab Saudi pada sore hari," kata seorang pejabat kepada Xinhua.
Ia mengatakan satu pesawat dioperasikan oleh Yemenia Airways dan satu lagi oleh Yemeni Felix Airways.
Korbaran api besar dan asap hitam tebal dapat dilihat membubung dari bandar udara itu di Sana'a Utara, kata beberapa saksi mata.
Itu adalah serangan udara kedua yang ditujukan ke bandar udara tersebut dalam satu pekan. Pada 28 April, beberapa pesawat tempat menghancurkan tempat pengisiran bahan bakar dan landasan pacu Bandar Udara Internasional Sana'a guna mencegah pesawat Iran mendarat di sana.
Namun serangan terhadap bandar udara tersebut telah menghentikan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Ibu Kota Yaman itu, kata beberapa pejabat bandar udara.
Belum ada laporan mengenai korban jiwa akibat serangan paling akhir tersebut.
Sementara itu, beberapa pejabat provinsi mengatakan jet aliansi pimpinan Arab Saudi pada Senin pagi menyerang tempat pertemuan anggota Al-Houthi di Daerah Sarwah di Provinsi Marib, bagian tengah Yaman tempat pertempuran darat berlanjut antara petempur suku dan anggota Al-Houthi --yang berusaha menguasai provinsi penghasil minyak tersebut.
Belum ada laporan mengenai korban jiwa, tapi warga di Marib, Ibb dan Taiz mengatakan puluhan anggota Al-Houthi tewas dalam serangan udara itu dan oleh petempur suku yang setia kepada Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi --yang hidup di pengasingan.
Jumlah korban jiwa telah mencapai lebih dari 1.200 sejak pertempuran dan serangan udara dimulai pada akhir Maret. Sementara itu lebih dari 3.000 orang lagi cedera di seluruh negeri tersebut, demikian data statistik yang dikeluarkan oleh Pemerintah Yaman.
Ratusan ribu orang lagi, terutama di wilayah selatan, dipaksa meninggalkan tempat tinggal mereka.
Arab Saudi memulai serangan udara pada 26 Maret, dengan tujuan memulihkan Pemerintah Yaman, terhadap kelompok Al-Houthi dan pasukan yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh, yang dituduh mendukung petempur Al-Houthi untuk menggulingkan Hadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015