Profesi agen atau "reseller" menjadi peluang bisnis yang menarik seiring dengan tingginya transaksi penjualan secara "online" selama pandemi COVID-19.
Chief Marketing Officer Ninja Xpress, Andi Djoewarsa, melalui pernyataan tertulisnya, Sabtu, menyebutkan transaksi penjualan produk secara "online" baik dilakukan oleh pemilik "brand" maupun melalui "reseller" mengalami peningkatan pesat selama pandemi.
Menurut Andi , berdasarkan data Bank Indonesia, transaksi "e-commerce" akan meningkat pesat sampai akhir tahun 2021 mencapai Rp337 triliun atau tumbuh Rp33,2 triliun secara tahunan (yoy).
Pertumbuhan bisnis digital yang meningkat pesat ini, kata dia, seharusnya menjadi perhatian bersama.
"Para pelaku UMKM maupun 'reseller' harus bisa melihat tren ini sebagai peluang bisnis baru," katanya.
"Apalagi, pada kondisi pandemi COVID-19 saat ini, para pelaku UMKM dituntut lebih adaptif memanfaatkan teknologi yang berkembang yakni digital," katanya.
Pada kondisi pandemi COVID-19 ini, Andi juga melihat, banyak pegawai yang kehilangan pekerjaan, dan berupaya membangun bisnis baru yang bisa dijalankan dari rumah.
Andi menyarankan, kepada mereka yang tertarik membangun bisnis baru dari rumah, untuk menjadi "reseller" tapi harus dijalankan secara sungguh-sungguh dan memiliki perencanaan matang.
"Membuat perencanaan yang matang berikut tahapan, wajib dilakukan oleh pelaku UMKM maupun 'reseller' sebelum memulai bisnisnya, karena akan menentukan bentuk bisnis yang dijalankan, apakah membuat 'brand' sendiri atau menjadi 'reseller'," katanya.
Chief marketing officer perusahaan jasa pengiriman last-mile ini melihat, banyak pelaku UMKM lebih tertarik membangun "brand" sendiri, tapi seiring dengan meningkatnya transaksi "e-commerce" pada tahun 2020 dan 2021 ini, peluang dan potensi profit sebagai "reseller" juga semakin meningkat.
Pelaku UMKM yang membangun bisnis digital melalui 101 Redcom, Christina Lie, menuturkan, pelaku UMKM apakah ingin menjadi pemilik "brand" atau menjadi "reseller" harus mempertimbangkan berbagai aspek bisnis secara matang dan akurat.
"Jika tidak ingin dipusingkan dengan proses panjang seperti, mencari lokasi produksi, sewa tempat operasional, serta inovasi produk, maka menjadi reseller adalah keputusan yang tepat,” ujar Christina.
Christina yang menjadi pembicara pada program Aksilerasi III bertema “Capai Omzet Milyaran dari Rumah Melalui Akses Jaringan Bisnis oleh Ninja Xpress” membagikan enam tips untuk menjadi "reseller" sukses.
Tips itu meliputi: Membuat tampilan toko yang menarik di marketplace, melengkapi deskripsi dan informasi produk yang dijual, menjalin hubungan dengan kompetitor, menguasai produk dan memiliki stok lengkap, menggunakan jasa ekspedisi lengkap COD dan same day, dan menjaga layanan purna jual dengan pelanggan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
Chief Marketing Officer Ninja Xpress, Andi Djoewarsa, melalui pernyataan tertulisnya, Sabtu, menyebutkan transaksi penjualan produk secara "online" baik dilakukan oleh pemilik "brand" maupun melalui "reseller" mengalami peningkatan pesat selama pandemi.
Menurut Andi , berdasarkan data Bank Indonesia, transaksi "e-commerce" akan meningkat pesat sampai akhir tahun 2021 mencapai Rp337 triliun atau tumbuh Rp33,2 triliun secara tahunan (yoy).
Pertumbuhan bisnis digital yang meningkat pesat ini, kata dia, seharusnya menjadi perhatian bersama.
"Para pelaku UMKM maupun 'reseller' harus bisa melihat tren ini sebagai peluang bisnis baru," katanya.
"Apalagi, pada kondisi pandemi COVID-19 saat ini, para pelaku UMKM dituntut lebih adaptif memanfaatkan teknologi yang berkembang yakni digital," katanya.
Pada kondisi pandemi COVID-19 ini, Andi juga melihat, banyak pegawai yang kehilangan pekerjaan, dan berupaya membangun bisnis baru yang bisa dijalankan dari rumah.
Andi menyarankan, kepada mereka yang tertarik membangun bisnis baru dari rumah, untuk menjadi "reseller" tapi harus dijalankan secara sungguh-sungguh dan memiliki perencanaan matang.
"Membuat perencanaan yang matang berikut tahapan, wajib dilakukan oleh pelaku UMKM maupun 'reseller' sebelum memulai bisnisnya, karena akan menentukan bentuk bisnis yang dijalankan, apakah membuat 'brand' sendiri atau menjadi 'reseller'," katanya.
Chief marketing officer perusahaan jasa pengiriman last-mile ini melihat, banyak pelaku UMKM lebih tertarik membangun "brand" sendiri, tapi seiring dengan meningkatnya transaksi "e-commerce" pada tahun 2020 dan 2021 ini, peluang dan potensi profit sebagai "reseller" juga semakin meningkat.
Pelaku UMKM yang membangun bisnis digital melalui 101 Redcom, Christina Lie, menuturkan, pelaku UMKM apakah ingin menjadi pemilik "brand" atau menjadi "reseller" harus mempertimbangkan berbagai aspek bisnis secara matang dan akurat.
"Jika tidak ingin dipusingkan dengan proses panjang seperti, mencari lokasi produksi, sewa tempat operasional, serta inovasi produk, maka menjadi reseller adalah keputusan yang tepat,” ujar Christina.
Christina yang menjadi pembicara pada program Aksilerasi III bertema “Capai Omzet Milyaran dari Rumah Melalui Akses Jaringan Bisnis oleh Ninja Xpress” membagikan enam tips untuk menjadi "reseller" sukses.
Tips itu meliputi: Membuat tampilan toko yang menarik di marketplace, melengkapi deskripsi dan informasi produk yang dijual, menjalin hubungan dengan kompetitor, menguasai produk dan memiliki stok lengkap, menggunakan jasa ekspedisi lengkap COD dan same day, dan menjaga layanan purna jual dengan pelanggan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021