Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam pertemuan bersama masa Presidensi G20 di Italia, Jumat (29/10/2021), menyampaikan Indonesia sebagai Presidensi G20 siap memfasilitasi upaya global untuk pulih bersama dan lebih kuat.
"Sebagai Presidensi G20 tahun 2022, Indonesia siap untuk melanjutkan upaya ini. Pekerjaan dalam mendorong pemulihan tidak akan berhenti dalam Presidensi G20 saat ini," ungkap MenkeuSri Mulyani dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu.
Karena itu ia menilai diperlukan berbagai upaya untuk lebih mengembangkan modalitas selama beberapa bulan mendatang, sehingga Indonesia sebagai Presidensi atau Kepemimpinan G20 selanjutnya akan membuat komitmen yang tegas untuk bertindak.
G20 menyatakan komitmen bersama dalam upaya mengontrol pandemi dengan target vaksinasi 40 persen dari total populasi global di akhir tahun 2021 dan 70 persen di pertengahan tahun 2022.
Para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan G20 menegaskan kembali komitmen untuk mengendalikan pandemi di dunia sesegera mungkin, meningkatkan kesiapsiagaan dan untuk penguatan kapasitas sistem kesehatan, serta memastikan akses yang tepat waktu, adil, aman, dan terjangkau terhadap vaksin, terapetik, diagnostik, dan peralatan kesehatan, sebagai barang publik global (global public goods).
Dengan demikian, Menkeu Sri Mulyani menuturkan peran kepemimpinan G20 sangat krusial dalam meningkatkan kerja sama global untuk mendorong ketersediaan vaksin, produk kesehatan esensial, input untuk mengurangi kendala, memperkuat ketahanan rantai pasok, menambah distribusi vaksin, serta meningkatkan administrasi dan kapasitas industri lokal seperti transfer pengetahuan dalam penggunaan teknologi dan produksi vaksin bersama.
Perbedaan kapasitas antarnegara dalam penanganan ancaman kesehatan merupakan tantangan besar dalam upaya pemulihan ekonomi global, sehingga kepemimpinan G20 menjadi bagian penting dalam mempromosikan aksi global yang terkoordinasi dengan baik, terutama untuk mendeteksi dan mengatasi ancaman kesehatan di masa depan.
“COVID-19 telah membawa dampak yang tidak pandang bulu dan tanpa batas. Penyebaran varian Delta yang cepat dan ancaman varian baru telah meningkatkan ketidakpastian kapan pandemi akan berakhir. Pemulihan ekonomi dunia tergantung pada seberapa cepat kita dapat menahan pandemi,” ucap Sri Mulyani.
Merespons hal ini, Pemerintah Indonesia akan melanjutkan dukungan kebijakan anggaran yang mencakup tiga aspek penting, yaitu intervensi kesehatan untuk melindungi masyarakat dari COVID-19, bantuan untuk melindungi rumah tangga dan bisnis dari kesulitan sebagai dampak pandemi, dan agenda reformasi struktural untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan menjaga trajectory pertumbuhan jangka panjang.
Selanjutnya Indonesia bersama Italia akan memimpin G20 Joint Finance–Health Task Force yang baru saja dibentuk untuk meningkatkan dialog dan kerja sama global, mempromosikan pertukaran gagasan dari pengalaman dan praktik terbaik, membangun koordinasi antara menteri keuangan dan kesehatan, dan mendorong kepengurusan yang efektif serta mengadopsi one health approach.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Sebagai Presidensi G20 tahun 2022, Indonesia siap untuk melanjutkan upaya ini. Pekerjaan dalam mendorong pemulihan tidak akan berhenti dalam Presidensi G20 saat ini," ungkap MenkeuSri Mulyani dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu.
Karena itu ia menilai diperlukan berbagai upaya untuk lebih mengembangkan modalitas selama beberapa bulan mendatang, sehingga Indonesia sebagai Presidensi atau Kepemimpinan G20 selanjutnya akan membuat komitmen yang tegas untuk bertindak.
G20 menyatakan komitmen bersama dalam upaya mengontrol pandemi dengan target vaksinasi 40 persen dari total populasi global di akhir tahun 2021 dan 70 persen di pertengahan tahun 2022.
Para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan G20 menegaskan kembali komitmen untuk mengendalikan pandemi di dunia sesegera mungkin, meningkatkan kesiapsiagaan dan untuk penguatan kapasitas sistem kesehatan, serta memastikan akses yang tepat waktu, adil, aman, dan terjangkau terhadap vaksin, terapetik, diagnostik, dan peralatan kesehatan, sebagai barang publik global (global public goods).
Dengan demikian, Menkeu Sri Mulyani menuturkan peran kepemimpinan G20 sangat krusial dalam meningkatkan kerja sama global untuk mendorong ketersediaan vaksin, produk kesehatan esensial, input untuk mengurangi kendala, memperkuat ketahanan rantai pasok, menambah distribusi vaksin, serta meningkatkan administrasi dan kapasitas industri lokal seperti transfer pengetahuan dalam penggunaan teknologi dan produksi vaksin bersama.
Perbedaan kapasitas antarnegara dalam penanganan ancaman kesehatan merupakan tantangan besar dalam upaya pemulihan ekonomi global, sehingga kepemimpinan G20 menjadi bagian penting dalam mempromosikan aksi global yang terkoordinasi dengan baik, terutama untuk mendeteksi dan mengatasi ancaman kesehatan di masa depan.
“COVID-19 telah membawa dampak yang tidak pandang bulu dan tanpa batas. Penyebaran varian Delta yang cepat dan ancaman varian baru telah meningkatkan ketidakpastian kapan pandemi akan berakhir. Pemulihan ekonomi dunia tergantung pada seberapa cepat kita dapat menahan pandemi,” ucap Sri Mulyani.
Merespons hal ini, Pemerintah Indonesia akan melanjutkan dukungan kebijakan anggaran yang mencakup tiga aspek penting, yaitu intervensi kesehatan untuk melindungi masyarakat dari COVID-19, bantuan untuk melindungi rumah tangga dan bisnis dari kesulitan sebagai dampak pandemi, dan agenda reformasi struktural untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan menjaga trajectory pertumbuhan jangka panjang.
Selanjutnya Indonesia bersama Italia akan memimpin G20 Joint Finance–Health Task Force yang baru saja dibentuk untuk meningkatkan dialog dan kerja sama global, mempromosikan pertukaran gagasan dari pengalaman dan praktik terbaik, membangun koordinasi antara menteri keuangan dan kesehatan, dan mendorong kepengurusan yang efektif serta mengadopsi one health approach.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021