Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh – Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Banda Aceh menggelar operasi pangan murah dalam upaya membantu masyarakat mendapatkan bahan pokok murah di tengah ekonomi Indonesia merosot akibat pandemi COVID-19.

Staf Program ACT Aceh Rikar Maulana, Sabtu, mengatakan pihaknya menyediakan 50 paket sembako murah yang diberikan kepada 250 jiwa penerima manfaat. Kegiatan itu berkolaborasi dengan MRI Kecamatan Baiturrahman, saling bahu membahu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

"Dalam paket ini terdiri dari beras 5 kilogram, minyak goreng, gula dan telur. Masyarakat hanya membayar setengah harga dari total harga paket pangan tersebut,” kata Rikar di Banda Aceh.

Menurut Rikar, operasi pangan murah diinisiasikan Aksi Cepat Tanggap untuk hadiri di berbagai kota di Indonesia, seiring dengan melonjaknya harga bahan baku pangan dan sebagai solusi di tengah COVID-19.

"ACT hadir menggelar operasi pangan murah karena ekonomi masyarakat Indonesia yang masih belum pulih karena dampak pandemi," katanya.

Ketua MRI Kecamatan Baiturrahman Azman mengatakan kegiatan itu merupakan gerakan gotong royong, sehingga sangat membantu warga yang bisa berbelanja setengah harga dan pembelian mereka menjadi donasi untuk warga lain yang juga membutuhkan.

“Alhamdulillah masyarakat menyambut baik program ini karena sangat membantu mereka untuk memenuhi kebutuhannya dengan harga yang sangat terjangkau di tengah kondisi harga sembako yang melonjak,” katanya.

Rudi Hartono salah satu penerima manfaat merasa sangat terbantu dengan adanya operasi pasar murah. Apalagi guru ngaji ini mengaku sedang dalam kondisi hemat secara ekonomi karena membutuhkan biaya pengobatan besar untuk anaknya yang menderita penyakit bocor jantung.

“Alhamdulillah sembakonya di harga yang sangat terjangkau. Apalagi saat ini harga pada mahal, bingung jadinya,” katanya.

Anak Rudi menderita bocor jantung sejak umur 2,5 bulan. Pengobatan sudah tertunda dua tahun karena pandemi, dan banyak biaya yang dikeluarkan untuk proses penyembuhan penyakit anaknya hingga ke Jakarta. 

“Tidak ada pemasukan lain, hanya dari mengajar mengaji dan warung kopi seadanya saja di rumah. Saya juga tidak meminta bayaran kepada anak-anak yang mengaji, seikhlasnya saja,” katanya.

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021