Dinas Pangan Aceh menyebutkan pemerintah memiliki stok cadangan pangan pemerintah (CPP) beras sekitar 475 ton, dalam upaya mengantisipasi krisis pangan di provinsi setempat akibat bencana alam ataupun gagal panen.

“Ada sekitar 475 ton stok beras yang kita simpan di Bulog Aceh, dan akan kita gunakan kalau krisis pangan daerah-daerah bencana di Aceh,” kata Kepala Dinas Pangan Aceh Cut Yusminar di Banda Aceh, Jumat.

Menurut Pusat Pengendalian Data dan Informasi (Pusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), beberapa kabupaten/kota di provinsi paling barat Indonesia itu dilanda banjir akibat curah hujan dengan intensitas tinggi selama November 2021.

Baca juga: Ratusan rumah di Aceh Timur terendam banjir

Beberapa daerah yang dilanda banjir sepanjang November 2021 itu seperti Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Tenggara, Aceh Utara, Aceh Timur dan beberapa daerah lain. Ada daerah yang kondisi banjir sudah mulai surut, ada juga yang masih tergenang dengan ketinggian air bervariasi.

Untuk itu, menurut Cut Yusminar, daerah-daerah yang dilanda banjir tersebut belum mengalami krisis pangan sehingga masih bisa tertangani dengan bantuan masa panik yang diberikan Dinas Sosial Aceh.

Baca juga: Banjir Aceh Utara mulai surut

“Kalau kita stok bahan pokok siap. Cuma saat ini masih bisa tertangani dengan bantuan darurat dari Dinas Sosial atau BPBA,” katanya.

Apabila kondisi semakin parah, debit air terus bertambah menggenangi pemukiman penduduk, lahan persawahan gagal panen, krisis pangan terjadi, maka baru Dinas Pangan Aceh mengeluarkan stok beras tersebut.

Dengan mekanisme, lanjut dia, kepala daerah mengajukan permohonan bantuan kepada gubernur Aceh, lengkap dengan data-data daerah yang ingin dibantu karena krisis akibat bencana alam.

Baca juga: Banjir susulan rendam empat kecamatan di Aceh Utara

“Kemudian gubernur baru memerintahkan kita untuk melaksanakan. Untuk saat ini kita masih stok tingkat bahan pokok dulu, beras,” katanya.

Selain itu, harga komoditas pangan di wilayah Aceh juga masih stabil menjelang akhir 2021. Selain padi yang memang surplus di Aceh, harga bawang, telur dan komoditas pangan lain juga relatif stabil.

Ia mencontohkan bawang merah yang dijual di pasar dengan harga berkisar mulai Rp25-28 ribu per kilogram. Harga tersebut dinilai masih normal. Apabila terjadi lonjakan pada akhir tahun nanti maka Pemerintah Aceh siap untuk mengintervensi, begitu juga komoditas lain.

“Seperti dulu pernah kami masukkan bawang merah dari Jawa, karena harganya sudah mencapai Rp50 ribu per kilogram, maka baru kita masukkan bawang dari luar,” katanya.

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021