Sekitar 500 hingga 700 warga yang melanggar protokol kesehatan (prokes) di Kota Surabaya, Jawa Timur, telah menjalani tes usap Antigen sejak Januari 2022.
"Target menegakkan prokes, kami tidak memberikan sanksi. Melainkan melakukan testing dengan menggelar swab hunter," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Ridwan Mubarun di Surabaya, Senin.
Menurut dia, operasi prokes digelar serentak di 31 kecamatan di Kota Surabaya setiap akhir pekan dan hari-hari lainnya. Sedangkan untuk jumlah personel gabungan yang diterjunkan sebanyak 30 personel yang terdiri dari Polisi, Satpol PP, Linmas, dan tenaga kesehatan di puskesmas.
Ridwan mengatakan, operasi prokes ini digelar sebagai upaya untuk menekan angka kasus penyebaran COVID-19 di Surabaya. Ia mengingatkan masyarakat terutama yang melanggar prokes, agar tidak abai dan tetap disiplin sebab pandemi COVID-19 ini masih belum berakhir.
Adapun sasaran operasi prokes ini kepada para pengguna kendaraan dan tempat-tempat keramaian.
Apabila nanti terdapat pelanggar yang dinyatakan positif tes usap Antigen, lanjut dia, maka akan langsung dilakukan tes usap PCR.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya meminta lurah dan camat melakukan blocking area apabila ditemukan dua kasus positif COVID-19 dalam satu lingkungan rukun tetangga (RT). Sedangkan bagi warga yang tinggal di lingkungan itu dilakukan tes usap secara massal.
"Masifkan kembali sosialisasi prokes terus menerus dan swab hunter," ujarnya.
Eri kembali mengajak seluruh pihak untuk meningkatkan prokes sebab jika dilihat berdasarkan asesmen situasi COVID-19, kurang dari 20 persen konfirmasi positif, maka Surabaya dapat kembali ke Level 2.
"Saya minta tolong kepada camat, lurah dan kepala puskesmas agar menguatkan kembali prokes. Lakukan lagi swab hunter," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Target menegakkan prokes, kami tidak memberikan sanksi. Melainkan melakukan testing dengan menggelar swab hunter," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Ridwan Mubarun di Surabaya, Senin.
Menurut dia, operasi prokes digelar serentak di 31 kecamatan di Kota Surabaya setiap akhir pekan dan hari-hari lainnya. Sedangkan untuk jumlah personel gabungan yang diterjunkan sebanyak 30 personel yang terdiri dari Polisi, Satpol PP, Linmas, dan tenaga kesehatan di puskesmas.
Ridwan mengatakan, operasi prokes ini digelar sebagai upaya untuk menekan angka kasus penyebaran COVID-19 di Surabaya. Ia mengingatkan masyarakat terutama yang melanggar prokes, agar tidak abai dan tetap disiplin sebab pandemi COVID-19 ini masih belum berakhir.
Adapun sasaran operasi prokes ini kepada para pengguna kendaraan dan tempat-tempat keramaian.
Apabila nanti terdapat pelanggar yang dinyatakan positif tes usap Antigen, lanjut dia, maka akan langsung dilakukan tes usap PCR.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya meminta lurah dan camat melakukan blocking area apabila ditemukan dua kasus positif COVID-19 dalam satu lingkungan rukun tetangga (RT). Sedangkan bagi warga yang tinggal di lingkungan itu dilakukan tes usap secara massal.
"Masifkan kembali sosialisasi prokes terus menerus dan swab hunter," ujarnya.
Eri kembali mengajak seluruh pihak untuk meningkatkan prokes sebab jika dilihat berdasarkan asesmen situasi COVID-19, kurang dari 20 persen konfirmasi positif, maka Surabaya dapat kembali ke Level 2.
"Saya minta tolong kepada camat, lurah dan kepala puskesmas agar menguatkan kembali prokes. Lakukan lagi swab hunter," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022