Meulaboh (ANTARA Aceh) - Kabut asap kembali menyelimuti hampir seluruh kawasan di wilayah barat selatan Provinsi Aceh yang berasal dari aktivitas terbakarnya lahan dan hutan di sejumlah daerah di Sumatera.

"Asapnya sejak kemarin sudah terasa dan terlihat, hari ini ternyata asapnya semakin tebal terutama untuk lintasan Meulaboh-Geumpang di Kecamatan Kaway XVI," kata M Nur salah seorang warga Alu Tampak, di Meulaboh, Sabtu.

Asap mulai menyelimuti sebagian kawasan Kabupaten Aceh Barat sejak Jum'at (2/10) petang, warga yang melintasi jalur Meulaboh-Geumpang untuk kawasan Kecamatan Kaway XVI cukup terasa dampak kabut asap tersebut.

Kejadian kali ini berbeda dengan kabut asap menyelimuti Aceh Barat sebelumnya karena tidak dipengaruhi oleh adanya titik panas api adanya aktivitas pembakaran di area pematangan sawah maupun warga yang membuka kebun.

Hingga Sabtu (3/10) siang, asap mulai terlihat tebal disejumlah kawasan padat penduduk dan pedalaman, apalagi karena kondisi cuaca cerah dan berawan membuat jarak pandang sedikit terganggu.

"Penerbangan di Bandara Cut Nyak Dhien hari ini juga di cencel, jarak pandang sudah mencapai 2.000 meter (2 kilometer), untuk masyarakat kita mengeluarkan status waspada, yang sudah terdampak untuk aktivitas bandara," kata Kepala BMKG Meulaboh-Nagan Raya Edi Darlupti.

Dia mengatakan, asap yang terus menebal sudah merambah sejumlah kabupaten lain di Aceh seperti Aceh Barat, Nagan Raya bahkan Simeulue juga sudah lebih awal merasakan dampak asap kiriman dari kebakaran lahan dan hutan di wilayah Sumetera Selatan.

BMKG memastikan, tidak ada titik panas (hotspot) di Provinsi Aceh yang terpantau pihaknya, namun asap yang terus menebal merupakan kiriman dari sejumlah kawasan lain penyumbang titik panas api akibat kebakaran.

"Padahal kemarin kita sudah hujan tapi asapnya malah hari ini semakin terlihat tebal, saat ini asap sudah mulai juga ke Nagan Raya. Kita belum mengeluarkan status waspada karena belum ada masyarakat yang mengeluh," katanya menambahkan.

Pewarta: Pewarta : Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015