Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyatakan ulama Aceh adalah sebagai mitra kritis Pemerintah Aceh dalam menyusun dan menyelenggarakan berbagai program pembangunan di Bumi Serambi Mekah, baik di bidang pendidikan Islam, sosial kemasyarakatan, bidang politik maupun di bidang-bidang lainnya.

 

“Selama ini, para ulama Aceh telah membangun kerja sama dengan umara sebagai mitra kritis untuk mengawal setiap kebijakan pemerintah,” kata Nova Iriansyah di sela-sela membuka Musyawarah Besar Ulama Aceh Tahun 2022, di Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Senin malam. 

 

Ia menjelaskan pertemuan tersebut sangat berarti bagi pihaknya sebagai umara, mengingat hubungan dan komunikasi yang baik antara ulama dan umara akan menentukan keberlangsungan pembangunan,” katanya.

 

Gubernur mengatakan dalam konteks masyarakat Aceh, keharmonisan dan kebersamaan ulama dan umara akan menjamin keberlangsungan pembangunan masyarakat berdasarkan Syariat Islam, seperti yang diamanatkan dalam undang-undang di Aceh.

 

Peran ulama menjadi semakin strategis karena masyarakat Aceh dikenal sangat religius dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, Aceh memiliki hak untuk menerapkan Syariat Islam secara kaffah yang meliputi aqidah, syariah dan akhlak.

 

“Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh ulama Aceh, yang selama ini telah banyak memberikan kontribusi tidak ternilai, terhadap berbagai program pembangunan di Aceh,” kata Gubernur.

Ia menambahkan tantangan ulama ke depan adalah mempersiapkan dan mendidik generasi muslim yang siap mengemban risalah Islam, sebagai sebuah konsep dalam pikiran, keyakinan yang meresap di dalam hati, disertai pengabdian yang tulus kepada Allah.

“Kehadiran ulama dalam pembangunan sangat dibutuhkan, sebab ulama dalam kedudukannya sebagai pemimpin informal di tengah masyarakat, memiliki peran strategis dalam mencerdaskan dan membimbing umat,” katanya.

Dalam dunia se-modern apa pun, peran ulama tidak akan pernah tergantikan. Itu sebabnya, Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Ulama secara tegas menempatkan posisi ulama pada kedudukan yang sangat terhormat,” kata Nova.

Gubernur juga menyampaikan optimismenya, bahwa Mubes Ulama Aceh Tahun 2022 ini, bukan semata sukses memilih Ketua MPU Aceh untuk masa bakti 2022-2027, tetapi juga menghasilkan rumusan Taushiyah Musyawarah Besar Ulama Aceh, untuk mendukung secara maksimal peningkatan eksistensi peran ulama dalam pembangunan daerah, dan memperkuat pelaksanaan Syariat Islam menuju Aceh bermartabat.

Pewarta: M Ifdhal

Editor : M Ifdhal


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022