Festival Kupi Kutaraja yang dihelat pada 23-25 Maret 2022 diramaikan dengan kedai kopi yang berasal dari beberapa daerah di Aceh. 

“Festival ini juga merupakan bagian dari kegiatan unggulan yang masuk dalam 101 acara Khazanah Piasan Nanggroe 2022,” kata Kabid Bidang Pemasaran Disbudpar Aceh, T Hendra Faisal.

Ia menyebutkan ada 20 kedai kopi dan roasteri yang andi bagian di festival tersebut yakni 18 stand berasal dari Banda Aceh dan Aceh Besar, dari Gayo Lues dan Aceh Barat masing-masing 1 stad

Berbagai kedai kopi yang mengisi stan tersebut menjual varian kopi tradisional Aceh yang berasal dari daerahnya dan ada pula racikan kopi yang sudah dimodernkan. 

PIC Kupi Khop, Aan Risnanda Fahlevi mengatakan pihaknya ikut andil bagian dalam kegiatan tersebut yakni dengan menghadirkan kopi khop.

Ia mengatakan kopi khop sudah banyak dikenal masyarakat Aceh dan kini sudah buka cabang  di Medan, Jakarta, Brunei Darussalam, dan Malaysia.

Kopi khop  tersebut terkenal dengan keunikannya yang diseduh dengan bubuk kasar dan disajikan secara terbalik. 

"Aceh Barat merupakan daerah pesisir, hal itu menjadi alasan utama kopi ini dibalik agar kopi tersebut tidak terkena pasir," kata PIC Kupi Khop, Aan Risnanda Fahlevi. 

Penyajian kupi dengan cara dibalik tersebut menjadi keunggulan yang dapat membuat kopi ini lebih tahan lebih lama dan tingkat keasaman kopi lebih rendah karena tidak terkontaminasi dengan udara. 

"Kopi ini merupakan warisan leluhur yang tidak bisa bisa dipatenkan dan harus dipelajari. Karena itu, kami sedang mengusahakan ke UNESCO agar bisa menjadi warisan tak benda," katanya. 

Kemudian, ada Kedai Kopi Gaterbas asal daerah Gayo Lues yang menjual berbagai jenis kopi seduh, bubuk kopi, serta green been kopi khas Gayo Lues. 

Ada enam macam jenis kopi seduh yang dijual oleh Kedai Kopi Gaterbas, yaitu Gegereb, kopi pepanyi, house blend, kopi agusen, dan wine kopi, 

Gegereb menjadi salah satu varian yang paling banyak diminati oleh masyarakat luar karena filosofinya yang ditanam di lahan bekas ganja yang sudah dialihfungsikan menjadi lahan tanaman kopi. 

"Orang-orang mungkin berfikir itu ada efek sampingnya, padahal tidak ada efeknya. Hanya sebatas lahan bekas tanaman ganja yang ditanam kembali oleh kopi," kata Farras.

Pewarta: Nurul Hasanah

Editor : M Ifdhal


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022