Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengatakan saat ini akses dan pengetahuan perempuan dalam bidang teknologi, informasi dan komunikasi masih lebih rendah dibandingkan laki-laki.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada 2020, kepemilikan telepon selular perempuan 10,61 persen lebih rendah dari laki-laki. Jumlah pengguna komputer juga cukup timpang.
"Pada 2020, tercatat pengguna komputer perempuan hanya 13,62 persen, sedangkan laki-laki mencapai 14,67 persen. Persentase pengguna internet perempuan pun masih lebih rendah dari laki-laki, yaitu 47,08 persen dibandingkan 52,92 persen," ujar Menteri PPPA melalui siaran pers Lauching dan Talkshow SheHacks 2022 di Jakarta, Minggu.
Menurut data, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dalam International Labour Organization (ILO) pada Juni 2020, perempuan yang lulus dari pendidikan sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM) tingkat tinggi di Indonesia telah menyentuh angka 37 persen.
Namun demikian, angka ini masih lebih rendah dibandingkan lulusan laki-laki, yaitu 63 persen.
"Padahal, kehidupan di era revolusi 4.0 dan masa depan akan berdampingan dengan ekologi dan sains. Penting bagi perempuan untuk fokus pada edukasi berbasis teknologi dan sains serta membangun standar kompetitif yang lebih tinggi," kata Menteri Bintang.
Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo terkait peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender, Bintang mengatakan diperlukan strategi untuk mendorong pemberdayaan perempuan untuk menutup kesenjangan gender dalam bidang STEM.
Perempuan harus didorong untuk menciptakan inovasi dan solusi kreatif dalam mengatasi kendala yang dihadapinya dengan menggunakan teknologi digital.
Kemen PPPA mengapresiasi hadirnya Program SheHacks 2022 yang merupakan program inovasi bagi perempuan Indonesia untuk mengurangi kesenjangan gender di bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan dengan memberdayakan kapasitas mereka di bidang teknologi.
"Kami juga terus mendukung berbagai pihak dari dunia usaha yang telah berkomitmen untuk melaksanakan pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan. Kami berharap dengan hadirnya berbagai kompetisi dan penghargaan untuk perempuan di bidang STEM dapat mengurangi kesenjangan dalam hal penguasaan teknologi,” tutur Menteri.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada 2020, kepemilikan telepon selular perempuan 10,61 persen lebih rendah dari laki-laki. Jumlah pengguna komputer juga cukup timpang.
"Pada 2020, tercatat pengguna komputer perempuan hanya 13,62 persen, sedangkan laki-laki mencapai 14,67 persen. Persentase pengguna internet perempuan pun masih lebih rendah dari laki-laki, yaitu 47,08 persen dibandingkan 52,92 persen," ujar Menteri PPPA melalui siaran pers Lauching dan Talkshow SheHacks 2022 di Jakarta, Minggu.
Menurut data, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dalam International Labour Organization (ILO) pada Juni 2020, perempuan yang lulus dari pendidikan sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM) tingkat tinggi di Indonesia telah menyentuh angka 37 persen.
Namun demikian, angka ini masih lebih rendah dibandingkan lulusan laki-laki, yaitu 63 persen.
"Padahal, kehidupan di era revolusi 4.0 dan masa depan akan berdampingan dengan ekologi dan sains. Penting bagi perempuan untuk fokus pada edukasi berbasis teknologi dan sains serta membangun standar kompetitif yang lebih tinggi," kata Menteri Bintang.
Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo terkait peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender, Bintang mengatakan diperlukan strategi untuk mendorong pemberdayaan perempuan untuk menutup kesenjangan gender dalam bidang STEM.
Perempuan harus didorong untuk menciptakan inovasi dan solusi kreatif dalam mengatasi kendala yang dihadapinya dengan menggunakan teknologi digital.
Kemen PPPA mengapresiasi hadirnya Program SheHacks 2022 yang merupakan program inovasi bagi perempuan Indonesia untuk mengurangi kesenjangan gender di bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan dengan memberdayakan kapasitas mereka di bidang teknologi.
"Kami juga terus mendukung berbagai pihak dari dunia usaha yang telah berkomitmen untuk melaksanakan pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan. Kami berharap dengan hadirnya berbagai kompetisi dan penghargaan untuk perempuan di bidang STEM dapat mengurangi kesenjangan dalam hal penguasaan teknologi,” tutur Menteri.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022