Ratusan penganut agama Budha di Banda Aceh merayakan Waisak di Vihara Budhha Sakyamuni.

Ketua Sekolah Minggu Budhis (SMB) Lili di Banda Aceh, Senin, mengatakan ada sekitar 300 orang mengikuti prosesi lilin untuk menyambut detik-detik peringatan Waisak. 

"Prosesi terdiri dari pembacaan paritta, setelah itu kami masing-masing membawa satu lilin," katanya.

Perayaan Waisak di Vihara Budhha Sakyamuni kembali dibuka untuk umum pada tahun ini setelah sebelumnya selama dua tahun ditiadakan. 

"Jadi, ini jemaatnya belum begitu ramai, sementara sebelumnya pernah diikuti sampai 500 jemaat," katanya. 

Perayaan Waisak di Vihara Buddha Sakyamuni diawali dengan kebaktian berupa pembacaan ayat-ayat suci dan dipimpin oleh Suhu Xue Hua (Nirmana Sasana). Kemudian, dilanjutkan dengan madesana atau ceramah keagamaan. 

"Ceramah tersebut disampaikan dari anggota Sangha dari Bandung, tapi aslinya orang Tionghoa dari Aceh," katanya. 

Kemudian, dilanjutkan lagi pemandian Budha Rupang yang dimaksudkan untuk menyucikan diri. Proses ini menjadi puncak kegiatan penganut agama Budha saat merayakan hari Waisak. 

"Jadi, dengan pemandian ini, kita menyucikan hati dari kotoran batin," katanya. 

Lanjut dia, perayaan hari Waisak bagi penganut agama Budha merupakan hari untuk memperingati tiga peristiwa penting, yaitu kelahiran sang Budha, mencapai penerangan, dan mencapai parinibbana. 

"Parinibbana itu kata untuk orang-orang yang kita muliakan yang telah meninggal/wafat. Kalau dia Budha, kami sebutnya Parinibbana," katanya. 

Sebelumnya, pada Minggu (15/5) pagi, Vihara Budhha Sakyamuni Banda Aceh juga telah melaksanakan prosesi untuk merayakan Waisak yang dikhususkan untuk anak-anak Budha. 

"Kalau hari ini, anak-anak menunggu orang tuanya, supaya tidak terjadi keributan sehingga mengganggu acara kebaktian," katanya.
 

Pewarta: Nurul Hasanah

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022