Eksportir asal Sumatera Barat melakukan ekspor perdana cecak ke Hong Kong dalam wujud sudah dikeringkan sebanyak 300 kilogram dengan nilai sekitar Rp70 juta menggunakan pesawat udara.

"Cecak ini berasal dari Pariaman dan sekitarnya yang dikumpulkan oleh pengepul untuk kemudian dikeringkan dan diekspor ke Hong Kong," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Padang Iswan Haryanto di Padang, Jumat.

Menurut dia sebelum diekspor cecak tersebut dikirim ke Kantor Karantina Pertanian untuk dilakukan pemeriksaan.

"Ini baru ekspor perdana, permintaan cukup tinggi dan ketersediaan cecak masih terbatas," ujarnya.

Ia menyampaikan jika stok cecak mencukupi maka ada kesempatan lebih besar untuk bisa mengirim lebih banyak lagi karena tingginya permintaan.

"Proses yang dilakukan di Karantina dilakukan pemeriksaan dokumen seperti surat keterangan asal hingga pemeriksaan fisik memastikan cecak yang betul-betul dikirim," kata dia.

Iswan menilai Sumbar juga punya potensi besar untuk ekspor cecak karena permintaan yang tinggi dan pihaknya berharap bisa mengekspor lebih banyak lagi.

Selain cecak hewan lain yang juga potensial yaitu lipan, magot dan produk tumbuhan seperti jengkol, petai , daun pisang, daun pepaya dan daun ubi.

"Untuk magot minimal untuk dijadikan makanan ternak, kalau cecak digunakan untuk bahan obat," kata dia.

Ia melihat pangsa pasarnya komoditas tersebut amat spesifik dan bisa menjadi salah satu pendongkrak perekonomian.

Selain itu beras premium organik juga potensial diekspor ke Timur Tengah yang cukup bagus jadi peluang eksportir asal Sumbar.

"Karantina siap mendukung untuk memberi dukungan kepada eksportir dengan melakukan pembinaan teknis agar bisa menembus pasar ekspor," kata dia.
 

Pewarta: Ikhwan Wahyudi

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022