Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Ketua Komisi D DPRK Banda Aceh Farid Nyak Umar meminta pemerintah kota memfokuskan pencegahan demam berdarah di ibu kota Provinsi Aceh tersebut.

"Kami meminta pemerintah kota dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh memaksimalkan pencegahan demam berdarah," kata Farid Nyak Umar di Banda Aceh, Sabtu.

Menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, kendati demam berdarah di Banda Aceh belum masuk kategori kejadian luar biasa, namun upaya pencegahan tetap dikedepankan.

"Mencegah lebih baik dari pada sudah kejadian luar biasa. Untuk itu, pemerintah kota harus memfokuskan upaya pencegahan demam berdarah," kata Farid Nyak Umar menerangkan.

DPRK Banda Aceh, kata dia, setiap tahunnya menganggarkan dana untuk pencegahan demam berdarah. Dengan alokasi anggaran tersebut diharapkan upaya pencegahan lebih optimal.

Namun, kata Farid Nyak Umar, semua tidak akan berarti kalau tidak ada peran aktif masyarakat dalam pencegahan demam berdarah. Karena itu, masyarakat diimbau terlibat aktif mencegah demam berdarah.

"Kami juga mengimbau keuchik atau kepala desa menggerakkan masyarakatnya mewujudkan hidup bersih dan lingkungan sehat. Dengan demikian, kita bisa mencegah demam berdarah," kata Farid Nyak Umar.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Media Yulizar mengatakan pihaknya tersebut berupaya mengantisipasi ancaman demam berdarah di ibu kota Provinsi Aceh tersebut.

"Kami sudah menginstruksikan para staf turun langsung ke lapangan untuk mengantisipasi timbulnya demam berdarah. Langkah antisipatif lebih penting ketimbang terjadinya kasus," kata Media Yulizar.

Media Yulizar mengatakan, ancaman demam berdarah selalu ada. Pencegahan ini lebih difokuskan kepada pemberantasan sarang dan jentik nyamuk, sehingga sumber penyakit tidak berkembang.

"Kami terus mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman demam berdarah. Kata kuncinya ada di masyarakat. Masyarakat diminta aktif memberantas sarang dan nyamuk di rumahnya masing-masing," kata dia.

Selain itu, lanjut Media,upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya demam berdarah dengan meningkatkan peran serta kader juru pemantau jentik atau jumantik dengan dibantu petugas penyuluh keliling.

Namun, sebut dia, tanpa dukungan masyarakat, apa yang dilakukan petugas penyuluh dan kader jumantik tentu hasilnya tidak akan optimal. Sebab, kader jumantik dan petugas penyuluh juga memiliki keterbatasan.

"Kan tidak semua bangunan bisa mereka periksa apakah ada sarang dan jentik nyamuk. Yang lebih mengetahui adalah pemilik bangunan. Karena itu diharapkan peran serta mereka ikut terlibat aktif memberantas sarang dan jentik nyamuk," kata Media.

Menyangkut dengan fogging atau pengasapan, Media Yulizar mengatakan tindakan tersebut baru bisa dilakukan setelah ada kasus. Pengasapan dilakukan di radius 100 meter dari rumah yang positif demam berdarah.

"Tapi, fogging atau pengasapan tidak akan menyelesaikan masalah. Nyamuk demam berdarah tetap akan ada kalau sarang dam jentiknya tidak diberantas," kata Media Yulizar.

Pewarta: Pewarta : M Haris SA

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016