Petenis Jerman Tatjana Maria bangkit menjungkalkan Jelena Ostapenko demi mencapai perempat final Wimbledon seusai menyisihkan mantan juara French Open itu 5-7 7-5 7-5 dalam putaran keempat di London, Minggu.
Itu jadi kemenangan terbesar Maria yang belum sampai setahun kembali berkompetisi setelah proses persalinan dan ibu dua anak tersebut bakal berupaya memelihara mimpinya saat bertemu rekan senegaranya Jule Niemeier di perempat final nanti.
Petenis yang pada Maret lalu masih berada di luar peringkat 250 besar dunia itu mengakui betapa manisnya kemenangan kali ini, terlebih bila mempertimbangkan masa jedanya dari kompetisi profesional.
"Ini sungguh membuat saya bangga jadi seorang ibu, dan itu adalah perasaan terbaik di dunia," katanya dalam wawancara tepi lapangan pascalaga dilansir Reuters.
"Saya menyayangi kedua anak saya... bisa melakukan ini bersama-sama... Rasanya begitu istimewa," ujar Maria menambahkan.
Maria mampu mengawali pertarungan dengan baik sementara Ostapenko, mencapai semifinal Wimbledon hanya setahun setelah gelar Grand Slam pertamanya lewat Roland Garros 2017, banyak membuang servis sehingga tertinggal 1-3.
Namun, petenis asal Latvia itu bisa menemukan ketenangannya untuk menyamakan kedudukan dan berbalik memimpin 6-5 sebelum mengantungi set pertama setelah memaksa Maria melakukan kesalahan sendiri di poin-poin krusial.
Maria yang merupakan petenis tertua di antara pesaing di nomor tunggal putri dengan usia 34 tahun kemudian melanjutkan penampilan mengesankan yang ia sajikan saat menyisihkan unggulan kelima Maria Sakkari di babak sebelumnya. Ia bangkit dari ketertinggalan 1-4 di set berikutnya untuk memaksakan penentuan.
Sukses menyelamatkan dua match poin di set kedua pada kedudukan 4-5, Maria yang dihujani derasnya gelombang dukungan memanfaatkan kesalahan Ostapenko untuk berbalik memimpin 6-5 pada set ketiga sebelum menutup pertandingan dengan pukulan servis.
Maria menyebut derasnya dukungan di lapangan satu All England Lawn Tennis & Croquet Club telah menyuntik kepercayaan dirinya hingga akhir pertarungan.
"Ya Tuhan, tidak akan ada kata-kata yang bisa mewakili betapa luar biasanya para penonton. Bahkan saat saya tertinggal 4-5 di set ketiga, mereka tetap berada di belakang saya. Kepada diri sendiri saya berkata, 'Baiklah mereka percaya pada saya, saya juga harus percaya pada saya'," tutup Maria.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Itu jadi kemenangan terbesar Maria yang belum sampai setahun kembali berkompetisi setelah proses persalinan dan ibu dua anak tersebut bakal berupaya memelihara mimpinya saat bertemu rekan senegaranya Jule Niemeier di perempat final nanti.
Petenis yang pada Maret lalu masih berada di luar peringkat 250 besar dunia itu mengakui betapa manisnya kemenangan kali ini, terlebih bila mempertimbangkan masa jedanya dari kompetisi profesional.
"Ini sungguh membuat saya bangga jadi seorang ibu, dan itu adalah perasaan terbaik di dunia," katanya dalam wawancara tepi lapangan pascalaga dilansir Reuters.
"Saya menyayangi kedua anak saya... bisa melakukan ini bersama-sama... Rasanya begitu istimewa," ujar Maria menambahkan.
Maria mampu mengawali pertarungan dengan baik sementara Ostapenko, mencapai semifinal Wimbledon hanya setahun setelah gelar Grand Slam pertamanya lewat Roland Garros 2017, banyak membuang servis sehingga tertinggal 1-3.
Namun, petenis asal Latvia itu bisa menemukan ketenangannya untuk menyamakan kedudukan dan berbalik memimpin 6-5 sebelum mengantungi set pertama setelah memaksa Maria melakukan kesalahan sendiri di poin-poin krusial.
Maria yang merupakan petenis tertua di antara pesaing di nomor tunggal putri dengan usia 34 tahun kemudian melanjutkan penampilan mengesankan yang ia sajikan saat menyisihkan unggulan kelima Maria Sakkari di babak sebelumnya. Ia bangkit dari ketertinggalan 1-4 di set berikutnya untuk memaksakan penentuan.
Sukses menyelamatkan dua match poin di set kedua pada kedudukan 4-5, Maria yang dihujani derasnya gelombang dukungan memanfaatkan kesalahan Ostapenko untuk berbalik memimpin 6-5 pada set ketiga sebelum menutup pertandingan dengan pukulan servis.
Maria menyebut derasnya dukungan di lapangan satu All England Lawn Tennis & Croquet Club telah menyuntik kepercayaan dirinya hingga akhir pertarungan.
"Ya Tuhan, tidak akan ada kata-kata yang bisa mewakili betapa luar biasanya para penonton. Bahkan saat saya tertinggal 4-5 di set ketiga, mereka tetap berada di belakang saya. Kepada diri sendiri saya berkata, 'Baiklah mereka percaya pada saya, saya juga harus percaya pada saya'," tutup Maria.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022