Angkatan Laut Meksiko mengatakan pada Jumat (15/7) pihaknya telah menangkap gembong narkoba Rafael Caro Quintero yang diburu atas pembunuhan dan penyiksaan seorang agen Amerika Serikat pada 1985.

Caro Quintero dikenal sebagai seorang pendiri Kartel Guadalajara, salah satu organisasi terbesar penyelundup narkoba di Amerika Latin pada 1980-an. Dia termasuk buron dengan imbalan terbesar yang diburu penegak hukum AS.

Pemerintah AS memuji penangkapan itu dan mengatakan akan segera mengajukan permintaan ekstradisi atas Au

"Ini (tangkapan) sangat besar," kata penasihat senior Gedung Putih untuk Amerika Latin, Juan Gonzalez, di Twitter.

Dalam pernyataan, AL mengatakan bahwa Caro Quintero ditangkap di Kota Choix, Sinaloa, negara bagian di barat laut yang menjadi sarang narkoba Meksiko.

Dia ditemukan di lahan bersemak oleh anjing pelacak betina bernama Max yang dilatih oleh militer, kata AL.

Penangkapan itu terjadi menyusul tekanan dari Amerika Serikat, menurut seorang pejabat Meksiko, dan pada pekan yang sama ketika Presiden Andres Manuel Lopez Obrador bertemu Presiden AS Joe Biden di Washington.

Caro Quintero menjalani hukuman 28 tahun penjara atas pembunuhan brutal agen badan anti narkoba AS (DEA) Enrique "Kiki" Camarena, salah satu pembunuhan paling mengerikan dalam perang narkotika berdarah di Meksiko.

Peristiwa itu, yang dikisahkan dalam film serial Netflix "Narcos: Meksiko" (2018), merusak kerja sama AS-Meksiko dalam pemberantasan narkoba selama lima dekade.

Caro Quintero sebelumnya membantah terlibat dalam pembunuhan Camarena. Ia kemudian dibebaskan "demi hukum" pada 2013 oleh seorang hakim Meksiko.

Pembebasan itu mempermalukan pemerintah sebelumnya.

Caro Quintero lalu bergerak di bawah tanah dan kembali menyelundupkan narkoba sebagai bagian dari Kartel Sinaloa, menurut para pejabat AS.

Pemerintah AS memasukkan Caro Quintero ke dalam daftar 10 buronan FBI paling dicari dan kepalanya dihargai 20 juta dolar AS (Rp299,93 miliar), imbalan terbesar dalam upaya menangkap seorang penyelundup narkoba.

Tahun lalu, pengadilan menolak pengajuan terakhirnya agar tidak diekstradisi ke Amerika Serikat.

Dia akan dipindahkan ke sana sesegera mungkin, kata seorang pejabat Meksiko yang lain.

"Ini mungkin salah satu penangkapan paling penting dalam dasawarsa terakhir bagi DEA," kata Mike Vigil, mantan kepala operasi internasional DEA.

Jaksa Agung AS Merrick Garland mengatakan dia akan segera mengajukan pemindahan Caro Quintero.

"Tidak ada tempat sembunyi bagi siapa pun yang menculik, menyiksa dan membunuh penegak hukum Amerika. Kami sangat berterima kasih kepada otoritas Meksiko atas penangkapan dan penahanan Rafael Caro-Quintero," kata Garland dalam pernyataannya.

Meski Caro Quintero (69 tahun) tak lagi dianggap sebagai pemain kakap dalam penyelundupan narkoba global, dampak simbolis dari penangkapannya sangat berarti.

Pakar keamanan Meksiko Alejandro Hope menilai penangkapan itu menegaskan kerja sama penting antara AS dan Meksiko meski sempat diwarnai perselisihan.

"Penangkapan semacam ini tak akan terjadi tanpa partisipasi DEA," katanya.

Keengganan Meksiko untuk mengekstradisi Caro Quintero ke AS sebelum pembebasannya dari penjara telah menjadi sumber konflik antara kedua negara.

Dalam pernyataannya, AL Meksiko mengatakan 14 personelnya tewas setelah sebuah helikopter Black Hawk jatuh di kota Los Mochis, Sinaloa, pada Jumat.

Penyebab kecelakaan itu masih diselidiki, tetapi sejauh ini belum ada informasi yang mengaitkan insiden itu dengan penangkapan Caro Quintero, menurut pernyataan tersebut.

Sumber: Reuters

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Meksiko tangkap gembong narkoba Caro Quintero
 

Pewarta: Anton Santoso

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022