Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Dr Teuku Raja Keumangan (TRK) meminta Pemerintah Aceh untuk mendatangkan investor pembangunan pabrik pengolahan Crude Palm Oil (CPO) sawit ke tanah rencong dalam upaya memberikan dampak ekonomi pada semua sektor.
"Kita minta Pj Gubernur Aceh mencarikan investor untuk bangun refinery CPO di Aceh," kata Dr Teuku Raja Keumangan, di Banda Aceh, Senin.
Dr TRK mengatakan, pabrik tersebut perlu hadir di Aceh mengingat selama ini semua CPO dikirim ke daerah lain karena Aceh tidak memiliki fasilitas mengolahnya menjadi barang jadi.
Padahal, kata dia, sesuai data Kementan pada 2021, Aceh memiliki perkebunan kelapa sawit lebih kurang mencapai 495,2 ribu hektare, dan bahkan masuk dalam 10 provinsi dengan perkebunan kelapa sawit terluas.
Dengan luasnya lahan kelapa sawit, maka sudah sewajarnya Aceh dapat mengolah sendiri karena dipastikan CPO nya juga cukup memenuhi kebutuhan pabrik setiap tahunnya.
"Dengan lahan seluas itu, maka CPO yang dihasilkan Aceh bisa mencapai lebih kurang 1,2 juta ton per tahun, jadi sudah layak Aceh punya kilang olahan sendiri," ujarnya.
Dengan hadirnya pabrik refinery, lanjut Dr TRK, maka semua minyak sawit Aceh tidak lagi dikirim keluar daerah, dan bisa langsung mengolahnya sendiri.
Kemudian, hadirnya pabrik refinery di Aceh juga dapat menjaga stabilitas harga tandan buah segar (TBS) sawit. Artinya, penurunan harga tidak lagi secara drastis seperti yang terjadi beberapa waktu belakangan ini.
Selain itu, Dr TRK juga menuturkan, jika Aceh memiliki pabrik refinery maka sangat berdampak baik terhadap perekonomian Aceh. Karena membuka lapangan kerja baru kepada masyarakat.
"Ini benar-benar harus menjadi perhatian pemerintah, sehingga bisa membantu menekan angka pengangguran dan kemiskinan Aceh," kata politikus Golkar itu.
Dr TRK berharap persoalan investasi ini bisa selesai dua tahun ini. Pihaknya selaku wakil rakyat di DPR Aceh akan memberikan dukungan penuh terhadap program mendatangkan investasi tersebut.
"Sektor riil seperti ini harus kita dorong, pemerintah kita harap juga dapat memberikan keringanan dan jaminan keamanan terhadap investasi di Aceh," demikian Dr TRK.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Kita minta Pj Gubernur Aceh mencarikan investor untuk bangun refinery CPO di Aceh," kata Dr Teuku Raja Keumangan, di Banda Aceh, Senin.
Dr TRK mengatakan, pabrik tersebut perlu hadir di Aceh mengingat selama ini semua CPO dikirim ke daerah lain karena Aceh tidak memiliki fasilitas mengolahnya menjadi barang jadi.
Padahal, kata dia, sesuai data Kementan pada 2021, Aceh memiliki perkebunan kelapa sawit lebih kurang mencapai 495,2 ribu hektare, dan bahkan masuk dalam 10 provinsi dengan perkebunan kelapa sawit terluas.
Dengan luasnya lahan kelapa sawit, maka sudah sewajarnya Aceh dapat mengolah sendiri karena dipastikan CPO nya juga cukup memenuhi kebutuhan pabrik setiap tahunnya.
"Dengan lahan seluas itu, maka CPO yang dihasilkan Aceh bisa mencapai lebih kurang 1,2 juta ton per tahun, jadi sudah layak Aceh punya kilang olahan sendiri," ujarnya.
Dengan hadirnya pabrik refinery, lanjut Dr TRK, maka semua minyak sawit Aceh tidak lagi dikirim keluar daerah, dan bisa langsung mengolahnya sendiri.
Kemudian, hadirnya pabrik refinery di Aceh juga dapat menjaga stabilitas harga tandan buah segar (TBS) sawit. Artinya, penurunan harga tidak lagi secara drastis seperti yang terjadi beberapa waktu belakangan ini.
Selain itu, Dr TRK juga menuturkan, jika Aceh memiliki pabrik refinery maka sangat berdampak baik terhadap perekonomian Aceh. Karena membuka lapangan kerja baru kepada masyarakat.
"Ini benar-benar harus menjadi perhatian pemerintah, sehingga bisa membantu menekan angka pengangguran dan kemiskinan Aceh," kata politikus Golkar itu.
Dr TRK berharap persoalan investasi ini bisa selesai dua tahun ini. Pihaknya selaku wakil rakyat di DPR Aceh akan memberikan dukungan penuh terhadap program mendatangkan investasi tersebut.
"Sektor riil seperti ini harus kita dorong, pemerintah kita harap juga dapat memberikan keringanan dan jaminan keamanan terhadap investasi di Aceh," demikian Dr TRK.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022