Seorang laki-laki berpakaian hitam dengan topi di kepalanya, tampak serius menghaluskan kayu menggunakan mesin ketam. Matanya fokus pada kayu yang ada di tangannya.

Sesekali ia mengukur kayu tersebut untuk melihat ukuran yang pas pada saat dilakukan pemasangan pada boat.

Itulah Muntasar warga Lhok Geulumpang Desa Sawang Lageun Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya yang saban hari bekerja sebagai pembuat boat nelayan di Tempat Pendaratan Ikan Lhok Rigaih Kabupaten Aceh Jaya.

Ia menuturkan untuk penyelesaian satu buah boat membutuhkan waktu sekitar empat bulan lamanya jika dikerjakan sendiri. 

Namun, jika ada orang yang membantu satu atau dua orang boat berukuran 5 Gross Ton (GT) atau 3 meter lebar dan panjang 16 meter membutuhkan waktu sekitar dua bulan.

Dari cara kerja dan perawakanya, Muntasar sangat memperhatikan kulitas akan boat yang dia produksi termasuk dengan bahan baku untuk boat. 

Ia mengatakan untuk kayu yang digunakan tak tanggung-tanggung, ia menggunakan kayu merantee dan untuk dalamnya atau nadeng biasa pohon manee.

Kayu yang digunakan tersebut memiliki daya tahan yang lama dan tidak akan mudah cepat rusak walaupun boat tersebut saban hari terendam dalam air.

“Saya sudah menekuni pekerjaan ini  sebelum tsunami menerjang daerah kita ini,” katanya.

Untuk tahun 2022, Muntasar mengaku telah memproduksi dua boat.

Ada pun untuk jasa pembuatan sebuah boat tergantung dari ukuran yang dipesan oleh nelayan, untuk boat dengan ukuran 5 Gross Ton misalnya ongkosnya mencapai Rp40 juta per unit, di mana bahan dan alat ditanggung seluruhnya oleh pemilik.

Bagi Muntasar usaha dan doa merupakan hal yang paling utama dalam mencari rezeki karena setiap rezeki sudah Allah tentukan setiap kadarnya.

“Yang penting saya usaha, apapun pekerjaan jika kita tekuni Allah pasti akan memberikan rezeki kepada kita,” katanya.

Ia berharap adanya perhatian Pemerintah daerah untuk bantuan alat-alat yang bisa digunakan membuat kapal nelayan.

Semoga Muntasar dapat terus eksis dalam memproduksi boat guna menopang  ekonomi masyarakat yang menggantung hidupnya dari hasil laut.

Pewarta: Arif Hidayat

Editor : M Ifdhal


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022