Kementerian Pertanian RI melalui Inspektorat Jenderal (Itjen) menginisiasi program Jaga Pangan di wilayah Pulau Weh Sabang sebagai upaya dalam menjaga ketersediaan, keamanan dan stabilitas pangan di Tanah Air.
Irjen Kementerian Pertanian RI, Jan Samuel Maringka mengatakan pangan merupakan sektor yang sangat penting dalam membangun bangsa dan negara yang lebih maju dan berkembang, sekaligus tolak ukur dari kesejahteraan rakyat.
"Kita melihat bahwa dunia mengalami krisis pangan, kita mampu menunjukkan bahwa kita terlepas dari itu," katanya dalam keterangan diterima di Banda Aceh, Minggu.
Irjen Kementan melakukan kunjungan kerja ke Sabang untuk menggemakan gerakan program Jaga Pangan, yang memang dimulai dari wilayah perbatasan seperti Miangas, Rote, Entikong, Sabang dan juga wilayah perbatasan Indonesia lainnya.
Pengawalan ketahanan pangan itu diperkuat dengan pelaksanaan apel siaga, yang dipusatkan di Tugu Nol Kilometer Indonesia, dengan maksud optimalisasi fungsi karantina hewan dan tumbuhan di Kota Sabang, bersama unsur terkait, termasuk TNI-Polri.
Jan Samuel mengatakan pemahaman dalam menjaga pangan harus dimiliki semua pihak, sehingga dapat mendukung keberhasilan pembangunan pertanian.
"Baru saja kita melihat Indonesia mendapatkan penghargaan untuk swasembada beras dan saat ini kita menuju swasembada pangan, karena itu kita tidak boleh berpuas diri. Ini saat yang tepat untuk mengingatkan arti penting menjaga ketahanan pangan, untuk masa depan," katanya.
Ia menyebut apel siaga terkait dengan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan optimalisasi fungsi karantina pertanian di perbatasan merupakan salah satu poin yang ditekankan di setiap perbatasan.
"Kita sudah ke Miangas, Aru, Entikong, sekarang Sabang, dan bulan depan kita akan ke Maroke," kata Irjen Kementan.
Irjen Kementan turut mengapresiasi Kota Sabang, yang merupakan salah satu daerah dengan status nol persen atau tidak terdapat kasus PMK, di tengah mewabahnya PMK di sejumlah wilayah di Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Irjen Kementerian Pertanian RI, Jan Samuel Maringka mengatakan pangan merupakan sektor yang sangat penting dalam membangun bangsa dan negara yang lebih maju dan berkembang, sekaligus tolak ukur dari kesejahteraan rakyat.
"Kita melihat bahwa dunia mengalami krisis pangan, kita mampu menunjukkan bahwa kita terlepas dari itu," katanya dalam keterangan diterima di Banda Aceh, Minggu.
Irjen Kementan melakukan kunjungan kerja ke Sabang untuk menggemakan gerakan program Jaga Pangan, yang memang dimulai dari wilayah perbatasan seperti Miangas, Rote, Entikong, Sabang dan juga wilayah perbatasan Indonesia lainnya.
Pengawalan ketahanan pangan itu diperkuat dengan pelaksanaan apel siaga, yang dipusatkan di Tugu Nol Kilometer Indonesia, dengan maksud optimalisasi fungsi karantina hewan dan tumbuhan di Kota Sabang, bersama unsur terkait, termasuk TNI-Polri.
Jan Samuel mengatakan pemahaman dalam menjaga pangan harus dimiliki semua pihak, sehingga dapat mendukung keberhasilan pembangunan pertanian.
"Baru saja kita melihat Indonesia mendapatkan penghargaan untuk swasembada beras dan saat ini kita menuju swasembada pangan, karena itu kita tidak boleh berpuas diri. Ini saat yang tepat untuk mengingatkan arti penting menjaga ketahanan pangan, untuk masa depan," katanya.
Ia menyebut apel siaga terkait dengan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan optimalisasi fungsi karantina pertanian di perbatasan merupakan salah satu poin yang ditekankan di setiap perbatasan.
"Kita sudah ke Miangas, Aru, Entikong, sekarang Sabang, dan bulan depan kita akan ke Maroke," kata Irjen Kementan.
Irjen Kementan turut mengapresiasi Kota Sabang, yang merupakan salah satu daerah dengan status nol persen atau tidak terdapat kasus PMK, di tengah mewabahnya PMK di sejumlah wilayah di Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022