Meulaboh (ANTARA Aceh) - Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Aceh menyalurkan bantuan 500 hektare bibit untuk pembangunan kebun kelapa sawit guna meningkatkan perekonomian masyarakat petani Kabupaten Aceh Barat.
Kepala Dinas Perkebunan Aceh M Jailani A Bakar di Meulaboh, Sabtu mengatakan selama 2016 di targetkan pengembangan kebun sawit dilakukan pada tujuh kabupaten/kota di Aceh dengan luas total semua kegiatan 2.000 hektare.
"Untuk target progam saat ini 800 hektar dulu yang sama dengan Aceh Barat, diluar itu ada lagi jumlah total 1.500 hektare lebih. Kalau untuk semua kegiatan totalnya ada 2.000 hektare yang akan disalurkan,"katanya.
Pernyataan tersebut disampaikan usai penyerahan secara simbolis bantuan 500 hektar bibit kelapa sawit yang akan dibangun di Kabupaten Aceh Barat pada acara pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) Aceh ke XIII 2016 yang dipadukan dengan peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-44 Aceh di lapangan Teuku Umar Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.
Tujuh kabupaten/kota prioritas bantuan bersumber dari APBA 2016 tersebut adalah Kabupaten Aceh Barat, Aceh Jaya, Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Utara, Aceh Timur dan Kota Subulussalam.
Posisi saat ini kata Jailani, pihaknya sedang melakukan finalisasi Calon Petani Calon Lahan (CPCL), sebab masing-masing kabupaten/kota sudah mengusulkan, hanya saja perlu dilakukan pengkajian agar lahan dan petani benar-benar Clean and Clear.
"Sejauh ini ada diantara beberapa kabupaten yang sudah, semua dalam proses tender, seperti pupuk, obat-obatan dan sebagainya. Kemudian setelah secara resmi ditetapkan, masyarakat diberi upahkerja kebunnya sendiri, sifatnya swadaya,"jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan, program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengembangan perkebunan sawit rakyat itu ditargetkan segera tuntas sehingga dirasakan manfaat oleh masing-masing kabupaten/kota.
Sebut Jailani, pada bulan Juni 2016 seluruh CPCL sudah tuntas verifikasinya, kemudian dilanjutkan penanaman dan pada musim penghujan bulan 6,7 hingga Agustus 2016 sudah dilakukan persiapan lahan untuk ditanam.
Adapun bibit yang digunakan adalah yang sudah bersertifikasi, masyarakat penerima manfaat adalah petani yang memiliki kriteria sebagaimana dimaksudkan dan semua itu harus terseleksi lewat usulan dari pemerintah kabupaten/kota.
"Bibit yang digunakan yang bersertifikasi, artinya bila bibit bagus maka hasil produktivitaspun membawa keuntungan besar bagi petani. Target kita selama 2016 ini program penyaluran sampai penanaman sudah dilakukan,"katanya menambahkan.
Pada kesempatan tersebut dirinya juga menyampaikan terkait adanya kebijakan pemerintah dalam penetapan harga terendah Tandan Buah Segar (TBS) Rp1.655 per kilogram sebagai upaya melindungi permainan harga komoditas itu.
Penentuan dan penetapan harga terendah TBS dilakukan setiap per satu bulan, harga terendah juga disesuaikan dengan permintaan pasar bersama pihak terkait dalam bisnis TBS maupun pengusaha penampung TBS untuk olahan minyak mentah Crude Palm Oil (CPO).
"Seperti bulan Mei 2016 ini harga terendah yang kita tetapkan Rp1.655 per kilogram, tapi dilapangan ternyata sangat baik sudah Rp1.800 per kilogram dan itu tidak masalah karena memang permintaan saat ini tergolong tinggi,"katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016