SMP Negeri 17 Banda Aceh mengenalkan penajoh endatu kepada siswa dengan cara lomba literasi dalam kegiatan Sehari Berbudaya Pasti (Seudati) Aceh.
Kepala SMPN 17 Banda Aceh, Qadarusmi, mengatakan Seudati Aceh merupakan program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh yang dijalankan SMP Negeri 17 pada setiap hari Kamis.
"Ini merupakan minggu kedua Seudati Aceh dilaksanakan di SMPN 17, agendanya setiap hari Kamis dalam kegiatan tersebut adalah berkomunikasi dengan bahasa Aceh, baik di luar maupun di dalam kelas," katanya di Banda Aceh, Kamis.
Qadarusmi menjelaskan pada minggu kedua dilaksanakannya Seudati Aceh, SMP Negeri 17 membawa beberapa aneka penajoh endatu atau makanan tradisional Aceh yang terdiri dari boh manok dedah, boh manok ue, asam kareng, boh itek peulemak, serta aneka kue khas Aceh seperti boh rom rom, bingkang, kueh boi, dan timphan.
"Kami kenalkan kepada anak-anak kami aneka makanan khas Aceh agar mereka tahu macam-macam makanan khas Aceh," katanya.
Penajoh endatu tersebut diperkenalkan melalui lomba literasi berbahasa Aceh. Dalam lomba tersebut, siswa secara berkelompok udiminta untuk mengamati, mencatat, dan menyebutkan nama makanan yang diamati.
"Kegiatan Seudati Aceh hari ini diharapkan dapat menjadikan budaya Aceh kembali dilestarikan, kembali dijaga, dan kembali dipraktikkan secara maksimal," katanya.
Kegiatan literasi penajoh endatu tersebut membuat siswa SMPN 17 mendapatkan pengetahuan baru tentang masakan khas Aceh. Hal itu disampaikan oleh peserta lomba literasi Vira Nafisah, siswi kelas VII.
"Sebelumnya yang saya tahu masakan khas Aceh itu cuma kuah pliek, sekarang sudah mengetahui ada berbagai macam lainnya, seperti olahan boh manoek yang baru saya lihat hari ini," katanya.
Selain itu, SMPN 17 membagikan voucher belanja senilai Rp5 ribu kepada seluruh siswa untuk menambah daya tarik siswa membeli makanan khas Aceh yang jual di sekolah.
Pada kegiatan Seudati minggu kedua ini, komunikasi di sekolah berlangsung menggunakan bahasa Aceh, serta menambahkan aksesoris Aceh pada seragam siswa dan guru.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Kepala SMPN 17 Banda Aceh, Qadarusmi, mengatakan Seudati Aceh merupakan program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh yang dijalankan SMP Negeri 17 pada setiap hari Kamis.
"Ini merupakan minggu kedua Seudati Aceh dilaksanakan di SMPN 17, agendanya setiap hari Kamis dalam kegiatan tersebut adalah berkomunikasi dengan bahasa Aceh, baik di luar maupun di dalam kelas," katanya di Banda Aceh, Kamis.
Qadarusmi menjelaskan pada minggu kedua dilaksanakannya Seudati Aceh, SMP Negeri 17 membawa beberapa aneka penajoh endatu atau makanan tradisional Aceh yang terdiri dari boh manok dedah, boh manok ue, asam kareng, boh itek peulemak, serta aneka kue khas Aceh seperti boh rom rom, bingkang, kueh boi, dan timphan.
"Kami kenalkan kepada anak-anak kami aneka makanan khas Aceh agar mereka tahu macam-macam makanan khas Aceh," katanya.
Penajoh endatu tersebut diperkenalkan melalui lomba literasi berbahasa Aceh. Dalam lomba tersebut, siswa secara berkelompok udiminta untuk mengamati, mencatat, dan menyebutkan nama makanan yang diamati.
"Kegiatan Seudati Aceh hari ini diharapkan dapat menjadikan budaya Aceh kembali dilestarikan, kembali dijaga, dan kembali dipraktikkan secara maksimal," katanya.
Kegiatan literasi penajoh endatu tersebut membuat siswa SMPN 17 mendapatkan pengetahuan baru tentang masakan khas Aceh. Hal itu disampaikan oleh peserta lomba literasi Vira Nafisah, siswi kelas VII.
"Sebelumnya yang saya tahu masakan khas Aceh itu cuma kuah pliek, sekarang sudah mengetahui ada berbagai macam lainnya, seperti olahan boh manoek yang baru saya lihat hari ini," katanya.
Selain itu, SMPN 17 membagikan voucher belanja senilai Rp5 ribu kepada seluruh siswa untuk menambah daya tarik siswa membeli makanan khas Aceh yang jual di sekolah.
Pada kegiatan Seudati minggu kedua ini, komunikasi di sekolah berlangsung menggunakan bahasa Aceh, serta menambahkan aksesoris Aceh pada seragam siswa dan guru.
Editor : M Ifdhal
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022