Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, Aceh, menganjurkan dan mengajak remaja putri meminum tablet tambah darah guna mencegah penyakit anemia yang merupakan penyebab terjadinya stunting atau kekerdilan.
"Remaja putri berpengaruh dalam dalam pencegahan stunting. Penyebab stunting di antaranya karena kurangnya darah atau anemia pada ibu hamil," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, Safwaliza di Lhokseumawe, Selasa.
Safwaliza mengatakan terjadinya kekurangan darah tidak hanya terjadi pada saat ibu hamil, Akan tetapi juga terjadi pada saat perempuan masih dalam usia remaja.
Oleh sebab itu, dengan pemberian tablet tambah darah selama 52 minggu akan mampu mencegah remaja putri terkena anemia. Kemudian, remaja putri juga dilakukan screening anemia untuk memastikan kesehatan, kata Safwaliza.
"Upaya pencegah stunting lainnya yang kami lakukan yakni dengan pemeriksaan rutin terhadap ibu hamil, pemberian tablet tambah darah minimal 90 selama kehamilan dan pemberian makanan tambahan yang mengandung protein hewani," Safwaliza.
Selanjutnya kepada balita, kata Safwaliza, pihaknya rutin memantau tumbuh kembang balita seperti timbang, ukur dan pantau perkembangan. Pemberian ASI eksklusif sejak bayi lahir hingga enam bulan kelahiran.
"Balita harus diberikan makanan tambahan yang kaya protein hewani seperti telur dan tata laksana balita dengan masalah gizi serta peningkatan cakupan dan perluasan jenis imunisasi dengan imunisasi dasar dan tiga imunisasi tambahan," kata Safwaliza.
Menurut Safwaliza, dengan upaya-upaya yang terus digencarkan dilakukan tersebut dapat mencegah terjadinya stunting. Apalagi pencegahan stunting menjadi program nasional
"Sedangkan angka stunting di Kota Lhokseumawe per September 2022, jumlahnya mencapai 924 balita. Jumlah tersebut bisa saja bertambah karena dari 19.904 balita di Kota Lhokseumawe, yang baru diperiksa terkait stunting sebanyak 12.160 balita," kata Safwaliza.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Remaja putri berpengaruh dalam dalam pencegahan stunting. Penyebab stunting di antaranya karena kurangnya darah atau anemia pada ibu hamil," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, Safwaliza di Lhokseumawe, Selasa.
Safwaliza mengatakan terjadinya kekurangan darah tidak hanya terjadi pada saat ibu hamil, Akan tetapi juga terjadi pada saat perempuan masih dalam usia remaja.
Oleh sebab itu, dengan pemberian tablet tambah darah selama 52 minggu akan mampu mencegah remaja putri terkena anemia. Kemudian, remaja putri juga dilakukan screening anemia untuk memastikan kesehatan, kata Safwaliza.
"Upaya pencegah stunting lainnya yang kami lakukan yakni dengan pemeriksaan rutin terhadap ibu hamil, pemberian tablet tambah darah minimal 90 selama kehamilan dan pemberian makanan tambahan yang mengandung protein hewani," Safwaliza.
Selanjutnya kepada balita, kata Safwaliza, pihaknya rutin memantau tumbuh kembang balita seperti timbang, ukur dan pantau perkembangan. Pemberian ASI eksklusif sejak bayi lahir hingga enam bulan kelahiran.
"Balita harus diberikan makanan tambahan yang kaya protein hewani seperti telur dan tata laksana balita dengan masalah gizi serta peningkatan cakupan dan perluasan jenis imunisasi dengan imunisasi dasar dan tiga imunisasi tambahan," kata Safwaliza.
Menurut Safwaliza, dengan upaya-upaya yang terus digencarkan dilakukan tersebut dapat mencegah terjadinya stunting. Apalagi pencegahan stunting menjadi program nasional
"Sedangkan angka stunting di Kota Lhokseumawe per September 2022, jumlahnya mencapai 924 balita. Jumlah tersebut bisa saja bertambah karena dari 19.904 balita di Kota Lhokseumawe, yang baru diperiksa terkait stunting sebanyak 12.160 balita," kata Safwaliza.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022