Ketua Komisi V DPRA M Rizal Falevi Kirani meminta Pemerintah Aceh untuk meningkatkan edukasi dan sosialisasi vaksin polio kepada masyarakat untuk menghindari terjadinya penolakan, sehingga prosesnya berjalan maksimal.
"Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota se Aceh harus mengedukasi kepada masyarakat dengan data yang kuat," kata Rizal Falevi Kirani, di Banda Aceh, Rabu.
Untuk diketahui, saat ini telah ditemukan empat kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh. Keempat anak tersebut sedang dalam proses perawatan secara intensif di RSUZA Banda Aceh.
Dalam rangka menangani polio, Pemerintah Aceh mulai melakukan vaksinasi polio kepada 1,2 juta anak di tanah rencong. Ditargetkan 95 persen anak di Aceh tervaksin.
Namun, kata Falevi, untuk proses vaksinasi polio ini juga tidak mudah karena masih ada masyarakat yang menolak anaknya divaksin. Tetapi semua itu bisa berjalan lancar jika edukasi masif dilakukan pemerintah.
"Karena itu pemerintah harus melakukan edukasi secara preventif, apa sebenarnya polio dan vaksinasinya. Sehingga masyarakat paham dan tidak terjadi penolakan," ujarnya.
Selain itu, Falevi juga meminta kepada Pemerintah Pusat, provinsi hingga kabupaten/kota harus melakukan pendataan dan pemetaan di mana saja kasus polio tersebut. Terutama di gampong (pedesaan) seluruh Aceh.
Falevi menuturkan, Indonesia pada 2014 lalu sudah ditetapkan bebas polio, sebab itu dirinya berharap kepada pemerintah betul-betul menanganinya dan melakukan pendataan detail dengan melibatkan aparatur desa.
"Bisa saja bukan hanya di Pidie, tetapi juga ada di daerah lainnya, maka perlu berkoordinasi dengan keuchik (kepala desa). Ini penting apalagi kasus ini sudah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa," katanya.
Dalam kesempatan ini, Falevi juga meminta kepada pemerintah untuk memberikan perhatian kepada anak-anak yang saat ini sudah dinyatakan terkena polio, sehingga mereka bisa kembali sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasanya.
"Kami harapkan pemerintah harus intensif merawat anak-anak yang sudah terkena, pastikan mereka benar-benar sembuh secara total," demikian Falevi Kirani.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota se Aceh harus mengedukasi kepada masyarakat dengan data yang kuat," kata Rizal Falevi Kirani, di Banda Aceh, Rabu.
Untuk diketahui, saat ini telah ditemukan empat kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh. Keempat anak tersebut sedang dalam proses perawatan secara intensif di RSUZA Banda Aceh.
Dalam rangka menangani polio, Pemerintah Aceh mulai melakukan vaksinasi polio kepada 1,2 juta anak di tanah rencong. Ditargetkan 95 persen anak di Aceh tervaksin.
Namun, kata Falevi, untuk proses vaksinasi polio ini juga tidak mudah karena masih ada masyarakat yang menolak anaknya divaksin. Tetapi semua itu bisa berjalan lancar jika edukasi masif dilakukan pemerintah.
"Karena itu pemerintah harus melakukan edukasi secara preventif, apa sebenarnya polio dan vaksinasinya. Sehingga masyarakat paham dan tidak terjadi penolakan," ujarnya.
Selain itu, Falevi juga meminta kepada Pemerintah Pusat, provinsi hingga kabupaten/kota harus melakukan pendataan dan pemetaan di mana saja kasus polio tersebut. Terutama di gampong (pedesaan) seluruh Aceh.
Falevi menuturkan, Indonesia pada 2014 lalu sudah ditetapkan bebas polio, sebab itu dirinya berharap kepada pemerintah betul-betul menanganinya dan melakukan pendataan detail dengan melibatkan aparatur desa.
"Bisa saja bukan hanya di Pidie, tetapi juga ada di daerah lainnya, maka perlu berkoordinasi dengan keuchik (kepala desa). Ini penting apalagi kasus ini sudah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa," katanya.
Dalam kesempatan ini, Falevi juga meminta kepada pemerintah untuk memberikan perhatian kepada anak-anak yang saat ini sudah dinyatakan terkena polio, sehingga mereka bisa kembali sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasanya.
"Kami harapkan pemerintah harus intensif merawat anak-anak yang sudah terkena, pastikan mereka benar-benar sembuh secara total," demikian Falevi Kirani.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022